Wednesday, December 31, 2014

1600 Pandas World Tour In Batu Caves, Malaysia


1600 Panda, pandas, malaysia, WWF, Paulo Grangeon, Batu Caves, Publika Shoppng Mall, 1600 Panda World Tours
1600 World Tour In Batu Caves, Malaysia
This is the fourth time I went to Batu Caves in Malaysia. The only reason I coming back to Batu Caves its because there’s a panda invasion in this temple. Nope, this is not the real panda but this one is 1600 Pandas crafted using recycled paper mache in various pose, size and emotion as a WWF program 1600 Pandas World Tour In Malaysia to promote the message of panda conservation and sustainable development.
This program is started in 2008 as a collaboration between WWF and Paulo Grangeon which is known as acclaimed artist from France. They created 1600 Panda to represent the alarming number of pandas left in the wild. With the theme of Initiating the Culture of Creative Conservation this program has an aim to bring awareness to all peoples on the importance of natural conservation and sustainable development that need to conserve it. And lucky I have a chance to saw this 1600 Panda in Batu Caves, Malaysia.

Wednesday, December 24, 2014

Hemisphere Restaurant & Bar, Sky Bar Terbaru Dengan View Kota Kuala Lumpur


regalia residence, regalia @sultan ismail, hemisphere KL, Kuala Lumpur, petronas, Twin tower, Kl Tower, Infinity pool, sky terrace, roof top, malaysia
View Yang Dihadirkan Dari Meja Makan di Bagian Luar Hemisphere Restaurat & Bar Kuala Lumpur
Jika kamu mencari tempat baru yang romantis dengan pemandangan gedung pencakar langit di tengah kota Kuala Lumpur rasanya Hemisphere Kuala Lumpur dapat menjadi salah satu pilihan yang dapat kamu pilih. Restoran yang baru dibuka tepat pada malam tahun baru 2015 ini menawarkan pemandangan kota Kuala Lumpur yang mempesona. Dari restoran ini kamu dapat menikmati hamparan gedung-gedung tinggidi kota KL yang memiliki bentuk arsitektur bangunan yang beragam. Setidaknya dari tempat ini kamu dapat menikmati 2 bangunan paling populer di Kuala Lumpur yakni Menara Kembar Petronas (twin tower) dan Menara Kuala Lumpur (KL tower). Tak hanya itu beberapa lanskap utama lainnya seperti Masjid Jamek, Dataran Merdeka, Padang Merbok hingga ke Perbukitan Batu Caves dapat dilihat dari restoran yang berada di lantai 37 ini. 
Hemisphere Restaurant & Bar ini buka setiap harinya dari jam 11 pagi hingga jam 1 dini hari. Untuk hari jumat, sabtu, minggu dan hari libur restoran ini menambah jam operasinya dari jam 11 pagi hingga jam 2 dini hari. Adapun ragam menu yang disajikan di restoran ini yang yang dapat kamu sesuaikan dengan jam kedatangan. Apabila kamu datang ke Hemisphere Restaurant& Bar siang hari kamu dapat mencoba Set Lunch dengan pilihan menu diantaranya Carrot Soup, Vegetarian Ommelete, Chicken Parmagiana, Mushrom Chicken Pasta serta beberapa pilihan kue yang dapat dinikmati sebagai menu penutup anda.

Tuesday, December 23, 2014

Menikmati Infinity Pool di Regalia @Sultan Ismail, Kuala Lumpur

regalia residence, regalia @sultan ismail, hemisphere KL, Kuala Lumpur, petronas, Twin tower, Kl Tower, Infinity pool, sky terrace, roof top, malaysia
Menikmati Kolam Renang Dengan View Yang Fantastis di Regalia @Sultan Ismail
Jika Singapura memiliki Marina Bay Sands yang memiliki fasilitas kolam renang infinity pool di luar ruangan terbaik dengan pemandangan gedung-gedung pencakar langit di Singapura maka boleh ku katakan di Kuala Lumpur Malaysia memiliki hotel dan service apartement bernama Regalia @Sultan Ismail yang menyajikan pemandangan gedung-gedung pencakar langit di kota Kuala Lumpur Malaysia.
Dengan memiliki kolam renang berbentuk persegi dan jacuzzi di atap gedung yang menghadap ke hamparan bangunan-bangunan tinggi yang menjulang tentunya memberikan sensasi dan pengalaman yang berkesan. Terlebih lagi diantara gedung-gedung tersebut menjulang dua bangunan ikonik kota Kuala Lumpur yaitu Menara Kembar Petronas (Twin Tower) dan Menara Kuala Lumpur (KL Tower).

Monday, December 22, 2014

Menginap di Regalia @Sultan Ismail Kuala Lumpur, Malaysia

regalia residence, regalia @sultan ismail, hemisphere KL, Kuala Lumpur, petronas, Twin tower, Kl Tower, Infinity pool, sky terrace, roof top, malaysia
View Yang Bisa Kamu Dapatkan Untuk Kamar Yang Menghadap ke Kota Kuala Lumpur
Jika kamu hendak mencari penginapan di Kuala Lumpur yang nyaman seperti rumah sendiri dengan ruangan yang besar untuk berlibur bersama keluarga, teman-teman maupun dalam kelompok tentunya Regalia @Sultan Ismail bisa menjadi salah satu pilihan. Dengan memiliki konsep service apartement Regalia @Sultan Ismail memiliki fasilitas kamar yang dilengkapi dengan dapur yang dilengkapi dengan lemari es dan microwave, ruang makan, kamar mandi dengan konsep minimalis modern, ruang tamu serta kamar dengan tempat tidur yang nyaman serta pada beberapa tipe dilengkapi juga dengan balkon pribadi untuk menikmati panorama kota Kuala Lumpur. Untuk menambah kenyamanan pada setiap unitnya disediakan televisi layar datar dengan layanan TV cable serta akses wifi sebagai salah satu fasilitas hiburannya.
Regalia @Sultan Ismail memiliki 173 kamar dengan berbagai tipe yang dapat kamu sesuaikan dengan kebutuhan dan budget diantaranya adalah:
·         Type Studio Premier
·         Type One Bed Room Premier
·         Type Regalia Family Suite
·         Type Three Bed Room Premier

Tuesday, August 26, 2014

Sailing Trip, Berlabuh di Labuan Bajo Flores


Pelabuhan Labuan Bajo di Flores Yang Cantik dan Mempesona
      Kapal kembali melaju. Dari kejauhan sejumlah kapal motor dan perahu kayu terdampar acak-acakan di Pelabuhan Labuan Bajo, berlatarkan hamparan bukit-bukit gamping yang mencuat di atas air laut yang tenang membiru dan sederetan rumah dan penginapan yang tampak bertumpuk-tumpuk di perbukitan.
     Kapal kargo pengangkut kontainer barang dan sebuah kapal ferry bertuliskan “We Love Indonesia” di kedua sisinya ikut meramaikan suasana Pelabuhan itu. Tampak juga kapal-kapal yacht mewah dan perahu pinisi bertiang tiga tanpa layar yang terkembang mempercantik suasana sore hari di Labuan Bajo.

Friday, August 22, 2014

Air Asia Menerbangkan Mimpiku Menjadi Nyata

Pesawat Air Asia Yang Siap Menerbangkan Setiap Mimpi Untuk Mulai Menjelajah Dunia
     Pagi itu bandara sudah begitu ramai, tak kalah riuhnya dengan terminal bus yang ada di pusat kota. Antrian sudah mengular panjang berkelok hingga pintu masuk setelah pemeriksaan dengan sinar x-ray. Tampak ratusan orang menunggu giliran untuk mendaftarkan diri ke beberapa loket yang telah disediakan. Deg! Jantungku berdetak lebih kencang setelah menatap jam dinding yang terpasang di salah satu sudut terminal. Arrrgh!, aku sampai ke bandara semepet ini karena bus Damri yang terlalu lama beranjak menuju bandara. Keluhku.
     Dalam kegelisahanku menanti giliran untuk mendapatkan boarding pass, kekhawatiran untuk ketinggalan pesawat begitu besar. Dalam diamku aku berdoa untuk lancarkan dalam segala perjalananku ini. Beberapa menit berselang, ada seorang petugas Air Asia bertanya ke calon penumpang yang berbaris diantrian,
      “Ada yang tujuan ke Singapore?” Ucapnya bertanya.
     Sontak saja saya menjawab “Saya pak”, Ucapku mengacungkan jari.
     “Ayo ikut saya untuk dibantu check in”. Jawabnya.

Tuesday, August 5, 2014

Sailing Trip, Pulau Mungil Bernama Kelor

Pulau Kelor, Taman Nasional Komodo - Indonesia
      Seusai makan siang, kapal tiba di perairan Pulau Kelor yang letaknya tak jauh dari Loh Liang Pulau Komodo. Pulau ini tampak mungil jika dibandingkan Pulau lainnya, namun, hamparan pasir putih yang juga tampak berwarna merah muda dengan sebuah bukit gamping berumput kuning keemasan mencuat di tengah air membuat pulau ini tampak begitu spesial.
   Dua buah perahu kecil tampak bersandar di pasir putih di bagian selatannya mengantarkan beberapa tamu yang semuanya warga negara asing. Satu persatu kami mulai melompat dari atas kapal untuk berenang dan snorkeling ke tepian Pulau Kelor. Ketika mata memandang kehidupan bawah laut di pulau ini dari balik google, pada pasir putihnya terhampar pecahan karang-karang memutih yang berserakan mati.

Monday, August 4, 2014

Sailing Trip, Savana Yang Menguning di Pulau Rinca

Savana Yang Menguning di Pulau Rinca, Kepulauan Komodo - Indonesia
      “Welcome to Komodo National Park Loh Buaya” Sebuah gapura kayu di ujung dermaga berdiri kokoh menyambut siapa saja yang datang ke Pulau ini. Setidaknya ada beberapa display informasi yang mengisyaratkan larangan untuk tidak menyalakan api, berburu binatang liar, melakukan penebangan hutan serta melempar jangkar di perairan Loh Buaya ini.
     Pulau Rinca yang juga masuk menjadi bagian dari Situs Warisan Dunia UNESCO yang perlu dilestarikan ini merupakan habitat asli binatang Komodo serta berbagai jenis binatang lain seperti kerbau, ayam hutan, monyet, rusa, babi liar dan burung-burung. Dan kabarnya sama seperti Komodo yang merupakan salah satu hewan purba, binatang buaya juga hidup di Loh Buaya ini. 

Sunday, August 3, 2014

Live aboard, Sunrise From Our Boat Near Kalong Island


sailing trip, living on board, live aboard, lombok, sumbawa, dompu, komodo, flores, labuan bajo, sunrise
Sunrise From Our Boat Near Kalong Island

     A perfect morning with beautiful sunrise wake me up. This is my 4th day living on board Sailing Adventure Trip from Lombok to Komodo National Park. And this sunrise gonna be our last sunrise from the boat in this 4D4N Sailing Trip. But God give us a unforgettable moment with one of the most beautiful sunrise I’ve ever seen in my life and make my morning like no other.
     Have you noticed that during sunrises, the sky turns different shades of red, yellow, and orange?. While breakfast, I am so enjoy this sunrise moment. Surely, enjoy the sunrise from the boat experience is really one of the bucket list that people should have in their life!

Saturday, August 2, 2014

Sailing Trip, Mentari Pagi di Taman Nasional Pulau Komodo


sailing trip, living on board, live aboard, lombok, sumbawa, dompu, komodo, flores, labuan bajo
Mentari Pagi Dari Atas Kapal Kami di Perairan Pulau Komodo

      Rasanya Negeri Flores tidak pernah bosan untuk menghadirkan mentari pagi yang indah di perjalanan kami. Walaupun matahari terbit bersembunyi dari balik gugusan pulau di Taman Nasional Komodo, namun semburat merah yang merona di langit Flores begitu mempesona. Bagi siapa saja yang mengagumi keindahan mentari pagi tentunya dapat menikmati matahari terbit dari atas kapal di Taman Nasional Komodo menjadi pengalaman yang berbeda.
     Setelah bermalam di perairan Pulau Kalong yang relatif tenang, perjalanan pagi ini dilanjutkan menuju Pulau Rinca sebagai salah satu habitat asli binatang purba Komodo tinggal. Sang Nahkoda mengarahkan kemudi dari Pulau Kalong melewati gugusan kepulauan di Taman Nasional Komodo yang bertekstur berbukit-bukit dengan semak-semak rumput yang menguning.

Friday, August 1, 2014

Sailing Trip, Kampung Komodo dan Senja di Pulau Kalong

sailing trip, living on board, live aboard, lombok, sumbawa, dompu, komodo, flores, labuan bajo, sunset
Kampung Komodo, Taman Nasional Pulau Komodo - Indonesia
       Pukul 17:18 WITA, Kapal kami sudah beranjak mendekati perairan Pulau Kalong untuk bermalam. Dalam pelayaran kami sempat melewati Kampung Komodo yang merupakan desa nelayan yang tinggal di rumah panggung yang dibangun bertingkat dengan bentuk atap bersilang. Sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai nelayan sehingga semua kebutuhannya sangat mengandalkan laut sebagai penunjang kehidupan, namun ada sebagian orang yang juga berjualan seperti dua perahu sampan yang mendekati Kapal kami. Dengan mengayuh dayung kayu mereka terus berusaha menghampiri kapal kami dan menawari barang dagangannya seperti souvenir atau minuman bir ke orang-orang yang ada di kapal.
       Di Kampung Komodo diperkirakan terdapat 300 rumah yang dihuni etnis Bugis yang telah berhasil hidup berdampingan dengan Komodo yang juga tinggal di Pulau Komodo. Mereka juga dikenal sebagai suku Komodo yang dianggap memiliki hubungan erat dengan bintang tersebut. Seiring dengan senja yang semakin memerah menyinari luasnya samudera, Bang Mahdi memegang seputung rokok yang telah dibakar dan dihisapnya pelan-pelan.

Saturday, July 26, 2014

Sailing Trip, Keindahan Bawah Laut Pantai Merah/ Pink Beach

sailing trip, living on board, live aboard, lombok, sumbawa, dompu, komodo, flores, labuan bajo, sunset
Soft Coral Dan Hard Coral di Perairan Pantai Merah Relatif Terjaga Alami
     Tak hanya keindahan pantainya yang pasirnya tampak berwarna merah muda, di Pantai ini juga terkenal dengan keindahan terumbu karangnya. Untuk mencegah kerusakan terdapat peraturan bagi semua perahu yang singgah di pantai ini tidak boleh melemparkan jangkar agar tidak merusak terumbu karang dibawahnya.
     Terumbu karang disini cukup terjaga kelestariannya dan beraneka warna sebagai tempat hidup berbagai jenis ikan dan binatang laut lainnya yang beragam. Walaupun sebagian telah hancur baik karena ulah manusia maupun karena efek pemanasan global yang membuat terumbu karang memutih (coral bleaching), namun hal itu tidak mengurangi pesonanya.

Thursday, July 24, 2014

Sailing Trip, Melihat Pasir Pantai Merah/ Pink Beach Lebih Dekat

Pantai Merah / Pink Beach Dengan Warna Pasir Pantainya Berwarna Kemerahan
     Kapal kembali berlayar melanjutkan perjalanan, kali ini tujuannya ke Pantai Merah yang lebih dikenal dengan nama Pink Beach. Tak sampai dua puluh lima menit menyebrang laut dari Pulau Komodo, kapal kami tiba di perairan dekat pantai yang terkenal unik dengan gugusan pasir nya yang berwarna merah muda ini.
    Kapal kami yang cukup besar hanya dapat berhenti di tengah perairan. Berbeda kondisinya dengan beberapa perahu kecil yang dapat berlabuh di lepas pesisir pulau. Untuk dapat mengunjungi pantai berpasir merah itu mau tidak mau kami harus berenang kurang lebih dua ratus meter ketepian. Seperti pepatah sambil menyelam minum air, kamipun berenang menuju Pink Beach sembari snorkeling menikmati keindahan bawah laut di Pulau ini.

Friday, July 18, 2014

Sailing Trip, Bertamu ke Taman Purba Pulau Komodo

sailing trip, living on board, live aboard, lombok, sumbawa, dompu, komodo, flores, labuan bajo, sunrise
Salah Satu Komodo Yang Hidup Liar di Pulau Komodo, Indonesia
     Kurang lebih dua jam tiga puluh menit kapal berlayar dari Pulau Gili Laba, kini kapal telah sampai dan berlabuh di Perairan Loh Liang Pulau Komodo yang telah dilengkapi dermaga beton yang kokoh. Kedatangan kami disambut sebuah gapura bertuliskan “Welcome to Komodo National Park” dengan dua buah patung komodo dibagian atas gapuranya. Beberapa bangunan untuk kantor pengelola tampak berdiri tegak bersandingan dengan kafetaria dan sederetan lapak penjual souvenir khas Taman Nasional Pulau Komodo.
     Kami berkumpul di sebuah aula untuk mendengarkan arahan dari para Ranger. Dengan waktu berkunjung kami di bulan Juni mereka mengatakan bahwa musim ini merupakan musim kawin dimana umumnya para komodo akan masuk ke dalam hutan untuk mencari pasangan dan mengasingkan diri. Setidaknya ada tiga pilihan jalur yang dapat ditempuh yaitu short trek, medium trek, atau long trek. Dengan kondisi kelompok kami yang cukup ramai para ranger menyarankan untuk mengambil yang medium trek walaupun sebagian besar bule sepertinya tak mau rugi dan berniat mengambil long trek.

Wednesday, July 16, 2014

Live aboard, The Breathtaking Landscape of Gili Laba Island

sailing trip, living on board, live aboard, lombok, sumbawa, dompu, komodo, flores, labuan bajo, sunrise
The Breathtaking Landscape of Gili Laba Island
      Have I told you lately that You should do Sailing Adventure Trip From Lombok Island to Komodo Island in Flores, Indonesia as one things you should do before you die? Yeah, absolultely the trip is worth it because the panorama view during the sailing was unforgettable. You can enjoy beautiful sea landscape and amazing island with the breathtaking coral sea gardens with colorful of fish and marine.
     You could see how yellow brown the island was and how the sun light shone the islands surrounding to give the shades of color within the islands and the sea. When we arriving in Gili Laba Island in the morning, our boat approached the shore. Our boat was quite big so it could not really touch the beach. We had to swim or take “Sampan” small boat to reach the island.

Wednesday, July 9, 2014

Sailing Trip, Menghela Nafas di Tengah Keindahan Gili Laba



sailing trip, living on board, live aboard, lombok, sumbawa, dompu, komodo, flores, labuan bajo, sunrise
Keindahan Gili Laba, Kepulauan Komodo - Indonesia

      Aku merasakan gerak kapal melambat dan akhirnya berhenti di pinggir sebuah pulau bernama Gili Laba/ Gili Lawa. Kapal kami dikelilingi beberapa pulau besar namun memiliki tekstur yang sama dengan bukit gersang yang ditumbuhi ilalang dan rerumputan berwarna kekuningan. Semuanya masih alami dan terjaga kelestariannya. Dalam hati ini tidak henti-hentinya kuucapkan rasa syukur ketika aku dapat mewujudkan mimpiku menikmati panorama negeri Flores yang mengagumkan. Sungguh Indahnya.
       Seperti yang sudah-sudah, karena tidak ada dermaga kapal kami berhenti di tengah laut sehingga harus berenang ke tepian atau naik perahu sampan untuk sampai ke daratan Gili Laba. Setelah selesai sarapan, kami melakukan persiapan pendakian ke puncak Gili Laba untuk menikmati pemandangan yang lebih spektakuler. Setelah semuanya telah berkumpul di tepi pantai Gili Laba, pendakianpun dimulai untuk mencapai satu tujuan. Langkah demi langkah kami lalui bersama dengan rombongan. Ada yang melaju cepat ada juga yang berjalan santai mengukuti ritme kemampuan fisik.

Monday, July 7, 2014

Sailing Trip, Mentari di Perairan Gili Laba

sailing trip, living on board, live aboard, lombok, sumbawa, dompu, komodo, flores, labuan bajo, sunrise
Sailing, Sunrise di Perairan Gili Laba
         Malam telah berlalu begitu cepat, mentari di hari ketiga pelayaran kami masih bersinar dengan indahnya. Awalnya langit masih tampak gelap kini mulai disinari mentari pagi yang mulai muncul dari balik gugusan pulau seiring dengan semburat kuning orange yang mewarnai awan cirrus di atas langit Flores. Aku duduk di ruang kemudi menemani beberapa anak buah kapal tanpa bicara, memandang ke laut lepas menyaksikan kebesaran Tuhan. 
       Di kejauhan sana, beberapa pulau terlihat menampilkan aura keindahannya. Gugusan pulau yang diselimuti ilalang kering khas musim kemarau tampak berkilau kuning keemasan ketika sinar matahari menyinari sederetan bukit pada gugusan pulau. Pemandangan ini membuatku berimajinasi seperti masuk dalam lorong waktu melihat kondisi pulau purba yang telah ada sejak jutaan tahun yang lalu. 

Saturday, July 5, 2014

Sailing Trip, Senja di Perairan Sumbawa

sailing trip, living on board, live aboard, lombok, sumbawa, dompu, komodo, flores, labuan bajo, sunset
Senja di Perairan Pulau Sumbawa, Indonesia
         Pukul 14:50 WITA Pelayaran sore ini dilanjutkan kembali dari Pulau Satonda menuju Pulau Gili Laba dengan estimasi waktu 18 jam mengarungi Laut Flores. Di tengah perjalanan walau kapal tampak tegar melaju menembus gelombang, namun derai air ombak semakin lincah menari dikedua sisi dan terus membuat kapal ini bergoyang dengan hebatnya. 
        Aku merasa oleng seirama dengan goyangan kapal yang terombang ambing oleh ombak. Dengan merebahkan diri di matras kemudian memejamkan mata untuk beristirahat, berharap kondisinya bisa menjadi lebih baik.
        Kapal melaju konstan dengan kecepatan delapan setengah mil per jam, namun dalam kondisi seperti ini kapal kami melaju seperti permainan kora-kora di dunia fantasi yang terus bergoyang naik turun. Sampai akhirnya aku sempat tertidur hingga menjelang senja ketika matahari kembali keperaduannya yang kembali memancarkan semburat yang berkilauan di Laut Flores.  

Friday, July 4, 2014

Sailing Trip, Keindahan Bawah Laut Pulau Satonda Dompu

sailing trip, living on board, live aboard, lombok, sumbawa, dompu, komodo, flores, labuan bajo, underwater
Keindahan Bawah Laut Pulau Satonda Dompu - Indonesia
     Pulau Satonda yang terletak Dompu Nusa Tenggara Barat ini selain memiliki Danau Motitoi yang menyimpan misteri juga memiliki keindahan bawah laut yang mempesona. Ketika memiliki kesempatan waktu untuk melakukan snorkeling di Pulau ini tentunya kami manfaatkan dengan baik.
     Dengan memiliki aneka terumbu karang yang berwarna-warni, dengan soft coral dan hard coral yang sebagian besar terjaga kelestariannya membuat berbagai jenis binatang laut betah untuk tinggal di Pulau ini. Ketika aku melakukan snorkeling di Pulau ini, semakin berenang ke perairan yang dalam kondisi terumbu karangnya lebih hidup dan tidak terkena dampak pemutihan karena pemanasan global.

Wednesday, July 2, 2014

Sailing Trip, Danau Purba Pulau Satonda



sailing trip, living on board, live aboard, lombok, sumbawa, dompu, komodo, flores, labuan bajo
Berenang di Danau Purba Satonda
Setelah melakukan pelayaran selama dua jam dari Pulau Moyo, pukul dua belas siang lewat delapan menit kapal kami tiba di perairan Pulau Satonda yang termasuk wilayah Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat. Pulau ini berada di arah Barat Laut Gunung Tambora dengan puncak gunungnya berbentuk datar seperti meja. Gunung yang pernah menjadi salah satu puncak tertinggi di Nusantara dengan ketinggian mencapai 4300 meter dari permukaan laut ini separuhnya telah lebur bersamaan letusan terdahsyatnya tahun 1815 menyisakan separuh bagian bawah dan puncak datar dimana kawah raksasa menganga di sana. Letusan dahsyat itu menyisahkan setengah gunung dengan ketinggian mencapai 2850 meter dari permukaan laut.
      Kapal kami yang berukuran cukup besar tidak dapat bersandar di dermaga karena terlalu dangkal. Sama seperti di Pulau Moyo, sebagian besar orang pun segera menyeburkan diri untuk snorkeling sekaligus berenang ke tepian pulau Satonda. Dengan jarak berenang kurang lebih tiga ratus meter ketepian ditambah ombak yang cukup tinggi membuat kami berlima bersama Chandra, Irene dan Dahlia lebih memilih untuk naik perahu boat yang disediakan pihak pengelola Pulau Satonda yaitu petugas dari Balai Konservasi Sumber Daya alam (BKSDA) Nusa Tenggara Barat.

Tuesday, July 1, 2014

Sailing Trip, Eksotisme Pulau Moyo

sailing trip, living on board, live aboard, lombok, sumbawa, dompu, komodo, flores, labuan bajo
Eksotisme Pulau Moyo, Sumbawa - Indonesia
         Sebuah daratan sudah mulai tampak disisi kanan kapal yang merupakan Pulau Moyo tempat tujuan pertama kami. Pulau ini terletak di sebelah utara Sumbawa Besar yang dikelilingi oleh terumbu karang yang indah dengan kekayaan biota laut didalamnya. Untuk daratannya merupakan habitat alami beberapa jenis binatang liar diantaranya biawak, babi hutan, kelelawar, rusa liar dan terdapat juga kelompok kera pemakan kepiting dan berbagai macam spesies burung.
          Kabarnya Pulau ini menjadi lebih terkenal setelah kunjungan Putri Diana dari Inggris yang mencari perlindungan dari kejaran paparazzi mengingat keberadaan pulau ini tenang dan jauh dari kebisingan serta keramaian untuk menikmati alam Pulau Moyo yang eksotik. Setidaknya nama pesohor lain yang dikabarkan pernah menikmati ketenangan pulau ini diantaranya Mick Jagger dan Michael Jackson serta Putra mahkota dari kerajaan Inggris yaitu Pangeran Willian & Kate Middleton yang diduga berbulan madu di pulau ini mengingat ibu Pangeran William, Lady Diana, pernah menginap di pulau ini pada pertengahan Agustus 1993 lalu.

Wednesday, June 25, 2014

Live aboard, Enjoy the sunrise from the boat near Moyo Island


sailing trip, living on board, live aboard, lombok, sumbawa, dompu, komodo, flores, labuan bajo, sunrise
On the morning from Gili Bola we depart to Moyo Island

     Nusa Tenggara Island is one of the most famous destination in Indonesia, for both domestic and travelers from the globe. The most interesting way to explore Nusa Tenggara Island from Lombok to Komodo Island and Flores is done by boat. It is a three to five day journey of fun, incredible sight-seeing, Living on board and a bit of adventure to Sailing Trip.
      When you wake up early, you can enjoy this beautiful sunrise from the boat while you are sailing. And this is sunrise from my boat near Moyo Island, West Nusa Tenggara – Indonesia.
      Moyo island has become more famous with the visit of Princess Diana and Mick Jagger. After arrived in Moyo Island you can snorkle there to see the beauty of Moyos Coral Reefs and fishes there. And last but not least you can trekking as far as 300 meters to the inside of Moyo Island to visit the waterfall, see virgin nature and natural streams.

Monday, June 16, 2014

Sailing Trip, Mentari Pertama di Kapal KLM Halma Jaya

sailing trip, living on board, live aboard, lombok, sumbawa, dompu, komodo, flores, labuan bajo
Mentari Pertama di Sailing Adventure Trip Ke Pulau Komodo
        Dibawah alam sadarku, aku mulai merasa mengigil ketika kapal sudah mulai berlayar kembali di dini hari. Angin laut berhembus kencang dari arah samping dan kapalpun bergoyang diayun ombak. Ingin sekali rasanya mengeluarkan sleeping bag dari ransel untuk berlindung dari serangan hawa dingin, namun sayangnya tubuh ini terlalu lelah untuk beranjak bergerak. Aku terus berusaha untuk memejamkan mataku dengan posisi tidur meringkuk untuk berlindung dari tamparan angin laut yang terus berhembus menusuk sukma.
        Sampai akhirnya aku terbangun oleh semburat merah kekuningan dari langit yang mulai menyilaukan mata yang menandakan Sang mentari telah tersenyum di ujung timur bumi ini. Menerangi perjalananku yang menuju ke sebuah pulau yang eksotik. Aku terbangun menggigil di antara pikuk deru mesin diesel kapal. Riuh suara ombak menghujam badan kapal terasa begitu nyaring ditengah kesunyian orang-orang yang masih terlelap tidur.
        Hampir semua orang di geladak atas dan bawah masih tertidur berjejer bak ikan asin yang sedang dikeringkan. Aku yang jatuh cinta dengan matahari terbit dan matahari senja langsung berusaha untuk bangun lebih awal dan menuju ke ruang kemudi menghampiri nahkoda kapal. Dari tempat ini aku menikmati mentari pagi yang berangsur-angsur muncul dari balik cakrawala dengan indahnya. Awam cumulus nimbus yang mengumpal menambah indahnya mentari pagi.

Saturday, June 14, 2014

Live aboard, Sailing Trip from Lombok to Komodo Island Day 1

sailing trip, living on board, live aboard, lombok, komodo, flores, labuan bajo
Our Boat for Living On Board, Sailing Adventure Trip from Lombok to Komodo Island
       Living on board, Sailing Adventure Trip From Lombok Island to Komodo Island in Flores, Indonesia is one things you should do before you die. There is so many tours operator for Sailing Trip with varian program among other thing 4 Day 4 Night Sailing Adventure Trip or 5 Day 4 Night Sailing Adventure Trip or 6 Day 5 Night Sailing Adventure Trip. It’s depend on how long your availability time and how much your budget.
        For me, I take 4 days and 4 nights to visit many exciting places including Gili Bola Island, Moyo Island, Satonda Island, Gili Bola Island, especially the Komodo Marine National Park where you see the Komodo Dragons, but also has astonishingly good snorkeling.
        You can join the tour by Kencana Adventure or Perama Tour which is has a good track record as trust tour operator for Sailing Trip from Lombok to Komodo Island and Labuan Bajo. Depart from Senggigi and the tour to Labuan Kayangan Lombok after arriving in Labuan Lombok the tour continuous by Boat. We sailed to Gili Bola and enjoy the sunset from the boat.

Friday, June 13, 2014

Sailing Trip, Senja Pertama di Kapal KLM Halma Jaya

sailing trip, living on board, live aboard, lombok, sumbawa, dompu, komodo, flores, labuan bajo
Kapal Kami Mulai Menjauhi Pelabuhan Kayangan Lombok
        Pandanganku menerawang ke hamparan samudera, seperti sedang mencari dan membayangkan tentang keberadaan ujung laut di hadapanku kini. Alam semesta ini begitu luas, ketika kapal mulai menjauh dari daratan dan Palabuhan Kayangan Lombok, aku langsung terhenyuh merenungkan betapa kecilnya kita dibanding alam semesta yang diciptakan Nya.
          Matahari berhasil keluar dari gumpalan awan setelah beberapa saat bersembunyi dan memancarkan pilar-pilar cahaya dari sela-sela awan. Kapal kami membelakangi senja yang mulai memerah untuk berlayar menuju Pulau Gili Bola. Walapun mesin dihidupkan, namun sang anak buah kapal mulai membentangkan layar berwarna biru kotak-kotak pada tiang kapal bagian depan.
       Layar perahu itu terkembang dan menari dibelai hembusan angin laut. Kapal Pinisi yang Kami tumpangipun melaju dengan gagahnya mengarungi samudera yang telah terbukti tangguh dimana nenek moyang kita telah mampu mengarungi tujuh samudera besar di dunia dengan kapal ini.

Wednesday, June 11, 2014

Sailing Trip, Berlayar Dari Pelabuhan Kayangan Lombok


sailing trip, living on board, live aboard, lombok, sumbawa, dompu, komodo, flores, labuan bajo
Pelabuhan Labuan Kayangan Lombok, Indonesia
      Suara deru mesin yang mulai dihidupkan mengiringi para peserta trip yang mulai merangkak naik ke dalam kapal. Jangkarpun diangkat seiring para anak buah kapal yang sudah melepaskan beberapa tali tambang yang mengekang kebebasan kapal ini untuk meninggalkan zona kenyamanan berlabuh di dermaga.
        Seperti halnya kami yang juga meninggalkan zona kenyamanan hidup di daratan dan akan mencoba memulai petualangan hidup berlayar di atas kapal di tengah lautan dan bersiap untuk terombang-ambing gelombang ombak untuk empat hari mendatang.
        Kepala nahkoda yang berada di kabin atas mulai mengarahkan kemudi menuju pulau impian di tengah samudera. Perahu layar bertiang satu yang sudah dilengkapi mesin diesel dan genset untuk sumber listrik di kapal mulai meluncur dari Pelabuhan Kayangan Lombok membelah samudera menuju laut Flores.

Tuesday, June 10, 2014

Sailing Trip, Gagahnya Kapal Kami - KLM Halma Jaya

sailing trip, living on board, live aboard, lombok, sumbawa, dompu, komodo, flores, labuan bajo
Kapal KLM Halma Jaya yang membawa kami Sailing Trip dari Lombok ke Pulau Komodo

        Dua buah kapal pinisi yang besar tampak bersandar di dermaga beton, tak tampak kapal kayu kecil yang selama ini ada dibenak kami yang kerap digunakan Kencana Adventure untuk Saling Adventure Trip ke Pulau Komodo. Sepertinya dewi fortuna ada disisi kami saat ini, ketika Pak Yoyo dan Bang Mahdi yang bertugas sebagai pemandu kami mengatakan Kapal inilah yang akan membawa kami untuk berlayar 4 hari kedepan.
         Kami cukup terkejut dengan hal ini. Dalam hidup terkadang jika kita tidak terlalu berekspektasi lebih akan suatu hal, maka dunia akan memberikan kejutan yang lebih besar untuk diberikan. Rasanya dengan kapal sebesar ini membuat pelayaran akan lebih menyenangkan karena tampak lebih tangguh untuk mengarungi Laut Flores yang terkenal garang itu.
     Setidaknya kapal ini berkapasitas mengangkut 60 tamu beserta beberapa awak kapal yang bertugas. 45 diantaranya adalah peserta trip dari berbagai negara yang telah gariskan oleh Tuhan untuk bertemu dan dipersatukan dalam open trip bersama Kencana Adventure ini untuk berlayar dari pelabuhan Kayangan Lombok Timur menuju Pulau Komodo dan berakhir di Labuan Bajo, Flores.

Monday, June 9, 2014

10 Hal Yang Perlu Dipersiapkan Sebelum Sailing Trip ke Pulau Komodo



sailing trip, living on board, live aboard, lombok, sumbawa, dompu, komodo, flores, labuan bajo
Kapal Yang Membawa Kami Untuk Sailing Trip dari Lombok Menuju Pulau Komodo

        Dari pengalaman ku berlayar dari Lombok ke Taman Nasional Komodo sampai Labuan Bajo, berikut beberapa hal yang perlu dipersiapkan untuk membuat perjalanan di laut lebih menyenangkan.

1.      Obat anti mabuk.
Bagi kamu yang memiliki riwayat suka mabuk perjalanan, tentunya sangat dianjurkan membawa obat anti mabuk perjalanan untuk mengurangi dampak mual maupun pusing karena terombang-ambing gelombang laut Flores. Untuk kamu yang tahan mabuk perjalananpun tak ada salah nya untuk membawa just in case dibutuhkan.

2.      Sleeping bag
Bermalam dan berlayar di Perahu tentunya akan menghadirkan suasanya tidur yang berbeda dalam kehidupan keseharian kita. Angin laut yang berhembus kencang terutama kapal sedang berlayar disaat kita tidur dapat menyebabkan masuk angin bagi siapa saja yang tubuhnya tidak kuat diterpa angin. Walaupun pihak kapal umumnya menyediakan selimut, namun ada baiknya membawa sleeping bag untuk menghangatkan tubuh dan mencegah masuk angin serta membuat tidur lebih nyaman.

3.      Jacket
Hembusan angin laut begitu terasa menggigil khususnya pada  saat pelayaran malam hari. Untuk mengurangi dampak angina tersebut ada baiknya membawa jacket yang dapat kita pergunakan untuk melindungi tubuh dari tamparan angina laut yang kencang.

Thursday, June 5, 2014

Sailing Trip Lombok ke Pulau Komodo, Persiapan



sailing trip, living on board, live aboard, lombok, komodo, flores, labuan bajo
Sailing Trip, Dari Lombok ke Pulau Komodo dan Labuan Bajo Flores


       Nenek moyangku orang pelaut. Gemar mengarung luas samudra. Menerjang ombak tiada takut. Menempuh badai sudah biasa. Angin bertiup layar terkembang. Ombak berdebur di tepi pantai. Pemuda b'rani bangkit sekarang. Ke laut kita beramai-ramai. Sepenggal lirik lagu Nenek Monyangku seolah menceritakan kembali bagaimana nenek monyang kita gemar mengarungi luas samudera sebagai seorang pelaut yang handal.
       Daya jelajah para pelaut kuno Nusantara sangat tinggi. Nenek Monyang kita melaut hingga ke daratan Eropa dan Afrika. Zaman dahulu, para pelaut menggunakan teknologi pergerakan arah mata angin. Dalam beberapa catatan mitologi sejarah dalam kitab-kitab kuno seperti Ramayana dan Mahabarata, Kepulauan Nusantara memang disebut-sebut memiliki kejayaan peradaban maritim yang tinggi.
      Di era kejayaan beberapa kerajaan di Nusantara, pelaut di negeri kita tersohor ke berbagai belahan dunia. Bangsa kita telah berlayar jauh menggunakan kapal bercadik hingga Kapal Layar Pinisi yang menggunakan jenis layar sekunar dengan dua tiang dengan tujuh helai layar. Kabarnya nenek monyang kita telah mengarungi samudera mulai dari utara mengarungi lautan, ke barat memotong Lautan Hindia hingga Madagaskar, ke timur hingga Pulau Paskah.

Tuesday, June 3, 2014

A beautiful and grand mosque, Baiturrahman Grand Mosque Banda Aceh - Indonesia

Baiturrahman Grand Mosque – Banda Aceh

Aceh Province is a Part of Indonesia, located on the northern tip of the island of Sumatra. It is thought to have been in Aceh where Islam was first established in Southeast Asia. Aceh Province is thought to have been the place where the spread of Islam in Indonesia started, and was a key part of the spread of Islam in Southeast Asia. Talk about Islam, In Aceh there is a large mosque located in the center of the city of Banda Aceh namely Baiturarhman Grand Mosque.
This mosque was designed by an Italian architect and built by the Dutch colonial administration as a token of reconciliation following their destruction of an older mosque during the Aceh wars.  The design of the Mosque combines influences of European colonial and Moghul Indian Islamic Architecture. Construction of the mosque commenced in 1879 and was completed in 1881. The initial mosque were smaller and consist of a single dome. Years later the mosque were renovated and expanded by constructing additional wings. The mosque survived the massive 2004 tsunami which destroyed much of the rest of the city of Banda Aceh.
With Magnificient Structure with black domes are uniquely constructed from hard wood shingles combined as tiles. The mosque incorporates a few traditional Aceh decorative elements and features. The architectural design with a number of pillars made it possible for the fast running current of tsunami to pass through without destroying the whole mosque. This is one of the great power of the Almighty that saved Aceh.

Sunday, June 1, 2014

Menikmati Sajian Kuliner Aceh di Warung Lem Bakrie, Banda Aceh



Sajian Kuliner Makanan Khas Aceh

  Beberapa jam sebelum penerbanganku kembali ke Jakarta kami diantar kesebuah tempat makan di Banda Aceh. Sekitar pukul sebelas lewat tiga puluh menit kami tiba di Warung Nasi Kambing Lem Bakrie yang lokasinya di Jalan P. Nyak Makam, Lamteh Ulee Karang Banda Aceh ini.
“Ada hubungannya dengan Keluarga Bakrie gak nih?, Frenchiesnya kah?” Aku berkelakar.
“Hahaha, ngga ada. Ini Asli Aceh” Terang temanku yang membawa kami kesini.
Warungnya dibangun berbentuk pondok dengan bahan bangunan kayu yang mendominasi mulai dari tiang penopang, hingga lantai untuk berpijak. Untuk menampilkan kesan tradisional warung ini pun dibangun dengan beratapkan jerami.  Kuamati sekeliling ruangan, warung ini dapat menampung kurang lebih tujuh puluh pelanggan, ukuran yang cukup besar untuk bisa menampung para pecinta kuliner khas Aceh.
Dengan ramah, pelayan warung ini langsung menyediakan meja untuk kami. Tanpa kami minta, dengan sigap pelayan lainnya segera menyajikan aneka masakan Aceh diatas meja. Di warung ini pelayanannya seperti warung padang yang semua makanannya disajikan diatas meja, dan kita hanya perlu membayar sejumlah apa yang kita santap.

Monday, May 26, 2014

Tertegun dan Merinding di Museum Tsunami Aceh



Museum Tsunami Aceh di Banda Aceh, Indonesia

 Hari itu pagi kelabu. Langit biru mematung lugu. Tiada hujan yang meluruh. Tiada angin yang menderu. Tapi nanggroe ini hancur lebur. Goncangan bumi luapkan samudra. Melumat daratan , Entah apa yang terjadi . Tak seorangpun bisa pahami. Seketika saja semuanya tercerai berai. Saat air hitam menghantam kehidupan. Tiada lagi sanak saudara. Biarkan saja mereka sendiri. Karena pelukan erat tak lagi berarti. Pisahkan anak dari orang tua. Suami dari istri. Kekasih dari yang di kasihi. Sementara awan kesedihan menggelayut manja. Menggantung pilu. Payungi bumi yang kini berduka. Itu adalah sepenggal lirik lagu tentang tsunami di Aceh yang menyayat hati bagi siapa saja yang mendengar dan melihat kembali tayangan video bencana tersebut.
Memenuhi janjiku kepada pak Sam yang menceritakan Cerita Pilu Bencana Tsunami di Aceh yang dialami keluarganya serta cerita pak Dede yang telah banyak bercerita tentang kisah Wanita Bermata Biru di Lamno yang daerahnya juga luluh lantah karena bencana tsunami tersebut, kami mampir ke Museum Tsunami Aceh yang memiliki desain arsitektur yang unik dan mengagumkan. Desainnya sangat berbeda jika dibandingkan dengan museum pada umumnya. Museum ini di desain oleh arsitektur anak bangsa Pak Ridwan Kamil yang kini menjabat sebagai walikota Bandung.
Desainnya dikenal dengan sebutan Rumoh Aceh as Escape Building’ yang menggabungkan rumoh Aceh bertipe panggung dengan konsep ada bukit untuk evakuasi pada bagian atapnya. Didalam bangunan ini didesain unik dan memiliki beragam filosofi pada masing-masing yang mendeskripsikan gambaran tentang tsunami sebagai memorial dari bencana besar yang melanda Aceh pada 26 Desember 2004 silam yang menelan korban jiwa yang mencapai kurang lebih 240.000 jiwa.

Friday, May 23, 2014

Sepenggal kisah Wanita Bermata Biru di Lamno



Wanita Lamno Bermata Biru (pic courtesy : Buku Si Mata Biru Sri Waryanti)
Beberapa hari setelah perbincangan saya dengan Pak Sam mengenai pengalaman pribadinya di terjang ombak tsunami, dalam perjalanan pulang dari kota Meulaboh menuju Banda Aceh kami menyusuri jalan yang sama yaitu mengikuti jalan dipesisir pantai. Dari sini aku melihat jalan-jalan lama dan jembatan lama yang sudah tidak dilalui lagi karena sudah hancur oleh terjangan ombak tsunami.
“Lihat jalan sebelah sana? Dulu sebelum tsunami kita tidak melalui jalan baru ini” Terangnya kepadaku
Namanya Pak Dede, beliau adalah putra daerah Meulaboh yang telah tinggal di Aceh sejak lahir hingga usianya yang kini mulai meranjak setengah abad. Setelah Pak Sam, kini dia lah yang akan banyak bercerita kepadaku tentang bencana tsunami tersebut dalam perjalanan pulang ke Banda Aceh. Walau bencana tersebut sudah sepuluh tahun berlalu, namun dari cara dia bercerita seperti menceritakan kejadian yang belum lama terjadi. Begitu membekasnya memory bencana itu yang dampaknya luar biasa hingga ke psikologis warga setempat.
“Berarti dulu enak ya pak jalurnya bener-bener pinggir pantai, kalau pengen istirahat bisa langsung minggir” Ucapku

Wednesday, May 21, 2014

Sepenggal Cerita Pilu Bencana Tsunami di Aceh

Salah Satu Dampak Terjangan Ombak Tsunami Beberapa Tahun Silam

 Seorang bapak berlari sekuat tenaga ketika tiba-tiba melihat ombak besar setinggi pohon kelapa mulai menerjang apa saja yang ada dihadapannya. Diraihnya anaknya yang masih kecil dalam rangkulannya untuk dibawanya berlari menghindari terjangan ombak itu. Dia terus berlari dengan cepat menuju tempat yang aman sesaat terjadi gempa yang besar dan bencana tsunami yang melanda Aceh tahun 2004 silam. Itu merupakan bayangan yang dapat kuhadirkan dalam pikiranku ketika mendengar cerita pilu yang disampaikan salah satu client saya di Meulaboh Aceh.

Namanya Pak Sam, beliau merupakan salah satu penduduk setempat Meulaboh yang merupakan salah satu daerah dengan kerusakan terparah dan korban tsunami terbanyak ketika bencana itu menerjang, memporak-porandakan semua yang ada disana.

“Awal bencananya gimana pak?” Tanyaku kepadanya untuk melanjutkan ceritanya mengenai bencana tsunami

“Pertama ada gempa besar yang kencang, semua orang panik berhamburan ke jalan” Terangnya

“Terus Bapak Ada dimana?” Tanyaku

Tuesday, May 20, 2014

Beberapa Macam Kopi Aceh Yang Patut kamu coba di Aceh



Beberapa Jenis dan Merek Kopi Aceh

Jika berbicara tentang Aceh tentunya salah satu yang khas dan terkenal yaitu cita rasa kopinya. Bagi kamu pecinta kopi tentunya wajib mencicipi kopi tradisional Aceh memiliki cita rasa yang khas dengan aroma yang nikmat.  Secara umum terdapat dua jenis kopi yang telah dibudayakan ditempat ini yaitu kopi Robusta dan kopi Arabica. Dengan kualitas rasa yang nikmat tak heran kopi Aceh pun telah dipasarkan keberbagai penjuru negeri Indonesia dan telah mendunia hingga ke pasar Asia, Eropa dan Amerika.
Salah satu jenis kopi Robusta yang digemari yaitu kopi Ulee Kareng yang menggunakan 100 persen kopi Arabica asli. Jenis biji kopi yang digunakan yaitu kopi merah segar yang didapatkan dari dataran tinggi Aceh yang dipetik oleh petani kemudian langsung diproses melalui pengeringan matahari kemudian terpilihlah biji kopi yang berkualitas. Biji kopi berkualitas tersebut kemudian digongseng dan digiling dengan tingkat kehalusan yang sesuai standar kemudian langsung dikemas sehingga kenikmatan cita rasa kopi Robusta tetap terjaga.


Sedangkan untuk jenis kopi Arabica yang cukup dikenal yaitu kopi Aceh Gayo yang menggunakan 100 persen Kopi Arabica. Jenis kopi Aceh ini merupakan salah satu jenis kopi yang paling banyak dikembangkan oleh petani kopi Gayo di dataran tinggi Gayo Aceh. Jenis kopi ini telah dikenal dikalangan pecinta kopi dari berbagai penjuru dunia karena cita rasa yang khas dan aroma kopi yang harum. Jenis kopi satu ini juga dikenal sebagai salah satu minuman kopi Gayo yang memiliki peringkat premium.

Ready To Explore? Let's go see and travel the world

Please do kindly subscribe to my travel blog, the place where i would share any of my travel enthusiasm there such as travel stories, travel articles and travel photos.