Hal yang paling membahagiakan hidup ini adalah ketika kita memiliki seseorang untuk berbagi disaat suka maupun duka. Dalam setiap perjalanan alangkah menyenangkannya memiliki travelmates untuk saling berbagi seperti sepasang backpacker yang kujumpai disebuah sudut kota Kuala Lumpur yang tak pernah lelah menjelajahi dunia ini. Usia bukanlah suatu penghalang untuk terus melanjutkan perjalanan hidupnya. Dan jika setiap manusia diciptakan berpasang-pasangan, maka akupun berharap menemukan soulmate seperjalanan ku yang akan berbagi dunianya dengan ku, menjelajahi dunia ini dan saling melengkapi satu sama lain.
We just an ordinary travelographer family who love travelling & travel photography. An ordinary family with an ordinary dreams to travel the world. Thanks God the world is just awesome. We hope our photos can inspire you to see the world. Let's go see and travel the world, enjoy your life. Come and see it by yourself.
Sunday, February 24, 2013
Backpacker Couples
Hal yang paling membahagiakan hidup ini adalah ketika kita memiliki seseorang untuk berbagi disaat suka maupun duka. Dalam setiap perjalanan alangkah menyenangkannya memiliki travelmates untuk saling berbagi seperti sepasang backpacker yang kujumpai disebuah sudut kota Kuala Lumpur yang tak pernah lelah menjelajahi dunia ini. Usia bukanlah suatu penghalang untuk terus melanjutkan perjalanan hidupnya. Dan jika setiap manusia diciptakan berpasang-pasangan, maka akupun berharap menemukan soulmate seperjalanan ku yang akan berbagi dunianya dengan ku, menjelajahi dunia ini dan saling melengkapi satu sama lain.
Monday, February 18, 2013
Weekly Photo Challenge: Kiss
Fishing Boat Kiss The Perfect Circle, The Pearl of Java Sea Kepulauan Karimun Jawa.
Karimun Jawa National Park Located in the middle of the Java Sea which is located off Central Java’s northern
coastline. One
of only seven national marine parks in all of Indonesia. Declared a national park in 1988, the Karimun Jawa Islands
consist of 27 small islands. It’s part of an
ecosystem known to contain the most diverse concentrations of life on
the planet—the Coral Triangle. This place is absolutely one of the most incredible and beautiful places to see sunset.
Two golden hours somewhere between sunrise and sunset, both are set with 60 diamond minutes,
and only 30 seconds for golden moment, No rewards is offered, they are gone forever..
and only 30 seconds for golden moment, No rewards is offered, they are gone forever..
Monday, February 11, 2013
Weekly Photo Challenge: Home
Home..
Kampong Ayer, Brunei Darussalam |
People can build a house on land
or on water, but to build a home people should feel in their heart. There is a
love in your heart and there is a home in your heart.
Water Village - Kampong Ayer, Brunei Darussalam |
In many countries where people
have their homes in the land, but in this city there is a home built on stilts
in the water. This village is virtually run as a small city in its own right
housing, more than 39,000 people live in
the Water Village. All of the Water Village buildings are constructed on stilts
above the Brunei River. This water village namely Kampong Ayer situated after
Brunei Bay at Brunei’s Capital city Bandar Seri Begawan. Probably this ‘Venice
of East’ is the biggest water village on the world.
In this place, i'm fells like home.. so peaceful
In this place, i'm fells like home.. so peaceful
Venice Timur itu Bernama Kampong Ayer
Kampung Ayer, Brunei Darussalam |
Tuesday, February 5, 2013
Refleksi, Hidup Adalah Sebuah Cermin
Sultan Omar Ali Saifudin Mosque - Brunei |
Refleksi. Jika hidup diibaratkan sebuah cermin, maka akan terbentuk pantulan diri dalam sebuah refleksi. Jika kita menampilkan kebaikan dan keindahan, maka hal yang dipantulkanpun akan serupa, begitu juga dengan sebaliknya. Hal inilah yang dapat kupelajari ketika melihat keindahan Masjid Sultan Omar Ali Saifudin pada malam hari di Kota Bandar Sri Begawan, Brunei Darussalam yang seakan menjadi cahaya penunjuk jalan kebaikan ditengah kegelapan malam.
Tuesday, January 22, 2013
Bersahabat dengan Culture Shock di Negeri Seberang!
Stasiun Kereta Api Beijing Central - China |
Jika berbicara
mengenai traveling tentunya akan menemukan hal-hal yang baru ditempat yang kita
kunjungi, ada beberapa hal yang masih dapat kita toleransi ada pula hal yang
dapat membuat kita shock mengenai
perbedaan tersebut. Setiap orang memiliki daya adaptasi akan lingkungan baru
yang berbeda-beda, tergantung dari latar belakang hidupnya serta pengalamannya
dalam hal ini bersahabat dengan lingkungan baru.
Dari pengalamanku, ada beberapa hal yang umumnya menjadi culture shock diantaranya:
1. Makanan
Dengan
beragamnya jenis kuliner di negara kita tentunya ada kebiasaan dan makanan
favorit untuk disantap, ada yang daerahnya khas dengan santan, ada yang khas
pedas, ada yang khas manis dan keberagaman lainnya yang dimiliki kuliner
Indonesia. Walaupun demikian umumnya orang Indonesia makanan wajibnya tetap ada
nasinya sehingga masih bisa dinikmati dan mengenyangkan.
Tetapi ketika kita kenegara lain yang jenis
makanannya berbeda tentunya untuk beberapa orang bisa saja menjadi sebuah
masalah. Selain faktor nasi yang Indonesia banget :p, contoh yang berbeda
diantaranya yaitu kecap, ditempat kita kecap umumnya terdiri dari dua jenis ada
yang manis dan asin, jika dinegara lain tak semuanya ada yang namanya kecap ya
kecap asin yang cair.
Jika
kamu sedang makan menu yang berkuah dan suka pedas, jangan terlalu berharap
bisa menemukan sambal cabe yang nikmat diulek atau dengan berbagai cita rasa,
karena pada umumnya dinegara lain yang namanya sambal berupa bubuk cabe yang
sudah dikeringkan. Begitu juga halnya dengan sambal untuk lalapan, sangat sulit
menemukan sambal bajak yang nikmat.
Tuesday, January 15, 2013
Adventure in the Java Rhinocerous Home, Ujung Kulon National Park
Badul island, Ujung Kulon - Photo by: ika.s |
Ujung Kulon National Park was declared as World
Natural Heritage Site in 1991 by UNESCO, which is this area was protected and
preserved. The condition is still relatively natural to make every visitor who
comes here will leave an unforgettable experience that hard to find in elsewhere.
Biodiversity is protected in this National Parks include marine ecosystems,
coastal and terrestrial ecosystems that are part of the ecosystem in the widest
tropical rain forest in West Java, Indonesia. In the National Park is home for
hundreds of animals and plants are protected in particular to maintain the viability
of Javan Rhinoceros and Buffalo that has been declared faces critically endangered because the population continues to decrease.
Besides Javan Rhinocerous and Buffalo there are
many other animals in their natural habitat of this national park include the
Timor deer scattered in Ujung Kulon National Park, Peucang Island, Panaitan
Island and Handeleum Island. Set up a tent and feel coexist with nature and
wild animals has become an unforgettable experience while you here, especially
when staying overnight on the Handeleum island.
The
Resident near Ujung Kulon National Park is from the tribe of Banten around
Sumur, Cibiuk and Taman Jaya, which is as a gateway to the National Park. In
this place there is an information center, guest house, hot springs and a dock
for boat / fishing boat and visitors who want to visit National Park is depart
from this point.
Sepenggal Kisah dalam Perjalanan ke Kota Malang
Alun-Alun Kota Malang |
“Dulu rumah saya yang warna putih itu!” jari
telunjuknya tampak sedikit gemetar sembari menunjuk kesebuah rumah yang sudah
hancur akibat Lumpur Lapindo Brantas. Senyumnya cukup getir dengan pandangan
mata yang nanar dan kosong ketika menatap rumah yang berdiri dengan atap yang
tampak reyot itu, temboknya sudah mulai hancur dengan lantai yang diselimuti
debu jalanan.
Pak Tikno
namanya, beliau adalah orang yang mengantarkan kami dari Kota Surabaya menuju
Kota Malang dengan jarak kurang lebih sembilan puluh kilometer untuk mencapai
kota apel ini. Jalur yang kami lewati yaitu melalui Porong Sidoarjo jalur yang
cukup terik dan gersang yang menjadi
saksi bisu tragedi Lapindo Brantas.
Beliau
berkisah dikarenakan rumahnya dipinggir jalan sehingga belum diganti rugi, yang
diganti hanyalah bangunan tertutup lumpur yang berada didalam tanggul besar
yang dibangun menjulang tinggi lebih dari 5 meter dari gundukan tanah. Ironis!, sebuah tragedi karena kelalaian
manusia yang dipolitisasi menjadi sebuah bencana alam.
Gemerlap Warna-warni lampu di Batu Night Spectaculer
Lampion Garden - BNS, Malang |
Priit Prit…. Dari kejauhan terdengar suara
peluit yang ditiup untuk menarik perhatian kami yang baru datang. Tampak sinar
lampu senter yang mengarah kekami untuk menunjukan arah ketempat parkir yang
pada malam itu cukup padat dipenuhi pengunjung. Sosok lelaki paruh baya yang
memegang lampu senter dan meniup peluit itu menghampiri kami untuk menujukan
arahnya. Dari perawakannya usianya dapat kukatakan sekitar 40 tahun, beliau
mengenakan jaket tipis serta penutup kepala untuk menghadang dinginnya udara di
kota ini.
Yupp.. bagi kamipun udara di Kota Batu
Malang memang begitu dingin hingga terasa menusuk tulang, apalagi ditambah
cuacanya ketika kami datang sedang musim penghujan. Bumi saja masih tampak
basah dari sisa hujan yang turun membasahi sore tadi.. Brrrr… Benar-benar terasa menggigil rasanya. Sebenarnya cuaca di
Malang yang seperti ini memang paling nikmat untuk istirahat dan bersantai,
tetapi sayang juga ketika sudah di kota ini tidak mengunjungi salah satu wahana
liburan yang spektakuler di malam hari yaitu Batu Night Spectacular atau yang dikenal dengan nama BNS. Ini tentunya
bisa menambah pengalaman indah kami di kota ini selain mengunjungi Pulau Sempu.
Dari tempat
parkir yang berada diluar, sudah tampak tulisan BNS berwarna hijau, kuning dan
merah yang menunjukan lokasi pintu utama untuk masuk ke wahana hiburan ini. Woohooo,,, perasaan ini sudah begitu exicted untuk bisa melihat secara
langsung tempat yang direkomendasikan banyak orang ketika sedang berada dikota
ini.
Tuesday, December 25, 2012
Keindahan Pulau Sempu, Cagar tanpa “Pagar”
Fren! weekend ini kita ke Malang yuk, gw mau
dateng ke Pulau Sempu nih.. bagus tempatnya
masih alami “Ucap ku sambil menunjukan layar google images dengan search
word Pulau Sempu” . Itu sepenggal kata-kata yang aku ucapkan beberapa tahun
lalu ketika tinggal di kota pahlawan untuk suatu project. Aku mengajak
rekan kerjaku untuk menemaniku berakhir pekan ke kota Malang. Selain berwisata
kuliner, tentu saja mengunjungi Pulau Sempu.
Mereka sempat
tertegun dan membisu karena belum pernah dengar nama tempat itu.. Ya, pada saat
itu pulau ini belum sepopuler sekarang karena umumnya orang-orang yang datang
ketempat ini lebih didominasi untuk berkunjung ke Pantai Sendang biru yang
merupakan lokasi untuk menyebrang ke Pulau Sempu.
Bertubi-tubi
pertanyaan yang mereka layangkan mengenai tempat ini, jujur saja aku pun masih
buta dengan kondisi dipulau ini karena masih minimnya informasi yang didapat
diperoleh dari internet. Nama pulau inipun aku peroleh dari rekomendasi beberapa
temanku yang pernah kesana. Agak sulit untuk menyakinkan mereka untuk
berpetualang dengan mengikuti caraku menjadi independent traveler mengatur perjalanan sendiri, penginapan
begitujuga dengan transportasinya ngeteng
bus dan ngangkot.
Saturday, December 22, 2012
Enjoying The View of 5 Mountains at Ketep Pass
One of the favorite travel destination in the Magelang, Indonesia is Ketep Pass. From here you can enjoy a panoramic view of five Mount in one place. You can enjoy the scenery of Mount Merapi, Mount Merbabu, Mount Selamet, Mount Sindoro, and Mount Sumbing.
Ketep Pass
situated at an altitude of 1200 meters above sea level, located 116.8 miles
from the Dieng Plateau, and 26.2 km from the city of Magelang. From this
location you enjoy an attractive panorama of Mount Merapi - Merbabu with
terraced plantations and farms. Besides being able to enjoy the natural scenery
with views of Mount Merapi, Merbabu, Mount Selamet, Mount Sindoro and Sumbing,
you also got a great view of mountains that you can see from the Ketep Pass
such as Telomoyo, Dieng, Andong and Menoreh hills.
Facilities
in this place is quite complete and has been organized, Ketep Pass has a large
parking area to accommodate motor vehicles, can also accommodate large bus
commonly used for travel bus. One of the facilities you should visit is Ketep
Volcano Theatre, located in the courtyard of the Panca Arga with admission fee
5000 Rupiah. In this theater you will be presented with a short movie that
lasted about 25 minutes with the title "The Life of Merapi Land"
telling about history and theory of the origin formation of Mount Merapi
Volcano, research activities, climbing dan hiking activities and also history
about the eruption of Mount Merapi.
Wednesday, December 19, 2012
Dieng Plateau, A Land Above The Clouds
In Central
Java Indonesia, there is Dieng Plateau known as the World's Second Plateau
After Nepal on 2093 meters high above sea level or reach a height of 6000 feet.
Dieng plateau situated in the Banjarnegara and Wonosobo district that is
located in the west of the complex and the Mount Sindoro Sumbing, where the
administration of the government, the Dieng Plateau Region as a part of
Wonosobo district, the village of Dieng Kulon, Batur subdistrict, district
Kejajar, District Banjarnegara and Dieng Wetan.
Same like
The Yellowstone in the USA or Tengger Plateau in East Java Indonesia, Dieng
Plateau is plain with volcanic activity below the surface that can be said is a
giant volcano. There is a caldera with the mountains surrounding the edges and
there are many craters as a discharge of gas, water vapor and various other
volcanic material. The average altitude is about 2,000 meters above sea level.
The temperatures at Dieng Plateau is ranging from 15 to 20 ° C during the day
and 10 ° C at night.
Based on
Kailasa Museum and The Dieng Plateau Theatre, there is an explanation of the
origin of the word Dieng which is Dieng comes from the combination of two words
Sundanese Kuna: Di which means a place or mountain and Hyang it means God.
Thus, Dieng means mountainous where the Gods and Goddesses residing. Dieng name
comes from Sundanese language as estimated in the pre-Medang and Galuh kingdom
era.
Saturday, December 8, 2012
The Pearl of Jakarta, a Thousand Islands
Undeniably, the Internet's role in this modern era makes information
about travel flow so fast. From time to time I visited a Thousand Islands, the
number of tourists visiting this islands on the rise and become crowded. The
increase can also be offset by the developing of facilities and good
transportation. It was answered by the provincial administration of DKI Jakarta
in early 2012 to inaugurated a new Muara Angke Port Ships, and we wish in the
future the number of ships will increase in order to meet the transportation
needs of the tourists so that each vessel departing passengers can meet safety
standards according to capacity. With the presence of this new port of course
makes the condition more comfortable than the previous which was merged with the
fishing boats dock.
From the Muara Angke Port Ships there
are many destinations among other things destination to Pulau Tidung (Tidung island), Pulau Pramuka
(Pramuka Island), Pulau Untung Jawa (Untung Jawa Island) and Pulau Kelapa or
Pulau Harapan. For destination to Pulau Tidung and Pulau Pramuka its cost
30,000 rupiah one way, and for destination to Pulau Kelapa or Pulau Harapan its
cost around 35.000 rupiah with a long travel approximately 3 to 4 hours
depending on weather conditions at sea.
Just because the name is a Thousand
Islands, it does not mean the number of islands in the archipelago is a
thousand, because many islands are abraded and gradually disappear gradually
sinking due to rising sea levels. Based on http://www.jakarta.go.id the number
of islands in the Thousand Islands regency administration to 110 islands.
Thursday, November 29, 2012
Jump Start Your Day at The Cups Coffee Shop
Sejak dahulu,
kopi telah menjadi minuman favorit banyak orang untuk menemani dikala senggang,
disaat bekerja maupun disaat santai menghabiskan waktu bersama keluarga maupun
kerabat. Hampir semua kalangan suka minum kopi sambil berkumpul untuk mengobrol
akan banyak hal, yang dahulunya lebih banyak di warung-warung kopi di pinggir
jalan kini mulai berkembang di berbagai tempat berdiri banyak coffee shop mulai dari produk lokal
hingga franchise asing.
Kini kopi pun
tak hanya menjadi sekedar minuman tetapi juga menjadi suatu bagian gaya hidup
khususnya didaerah perkotaan. Tak hanya untuk sekedar nongkrong, kini coffee shop pun selalu tampak ramai
sebagai tempat rapat untuk sebuah pertemuan bisnis. Hal inilah yang juga saya
lihat pada sebuah kedai kopi yang terletak di Jalan Trunojoyo Bandung, namanya
The Cups Coffee Shop. Lokasinya strategis terletak dikawasan distro dan
posisinya persis diapit oleh sebuah bar dan toko bunga.
Dengan semakin
berkembangnya gaya hidup dan terdapatnya kebutuhan konsumen khususnya untuk
kalangan bisnis dan anak muda, The Cups Coffee Shop tidak hanya mendesain
ruangannya menjadi nyaman untuk nongkrong tetapi juga bisa asik untuk
keperluaan meeting. Disudut ruangan
terdapat sebuah projector dan layar putih yang dapat dipergunakan untuk
memanjakan pelanggannya.
Syarat lengkap, Visa China mudah didapat
Dalam
penjelajahanku untuk berpetualang di Asia tenggara dan Asia Timur, negara China
masuk dalam daftar impianku untuk dikunjungi. Dari total sepuluh negara yang
saya lewati dengan waktu lebih dari 6 minggu, hanya dataran China yang
membutuhkan visa yang harus diajukan
dari negara asal dalam hal ini Indonesia, sedangkan negara lain bebas visa
serta sudah dapat dilakukan visa on
arrival ketika kedatangan ke negara tersebut.
Di artikel ini
saya akan berbagi kepada anda yang hendak mengajukan visa China yaitu bagaimana
prosedurnya serta apa saja persyaratan yang harus disiapkan untuk dilengkapi. Untuk
mengurus pemohonan visa China, saya melakukannya sendiri tanpa calo ataupun
agen perjalanan, hal ini saya lakukan untuk merasakan sebuah proses yang
tentunya menjadi pengalaman dan kenikmatan tersendiri dalam mempersiapkan
perjalananku.
Berbeda dengan
pengajuan visa untuk negara lain, aplikasi permohonan visa ke China dilakukan
bukan di kantor kedutaan besarnya melainkan di kantor PT. China Visa Services
yang dipercaya untuk menanganinya. Kantornya
terletak di The East Building lantai 2, Jalan Lingkar Mega Kuningan Jakarta
yang kebetulan satu gedung dengan kantorku, jadi bisa langsung meluncur ke
lantai bawah tanpa harus izin keluar kantor. Bagi anda yang tidak tau daerah
ini patokannya bisa melalui mal ambassador, kuningan city ke arah Hotel Marriot
dan Ritz Carlton.
Subscribe to:
Posts (Atom)