Tuesday, December 19, 2017

10 Tips dan Panduan Menjelajah Komplek Angkor di Siem Riep Kamboja


Keindahan matahari terbit dari Angkor Wat

Kamu sudah tahu tentang keindahan sunrise di Angkor Wat Cambodia yang mempesona atau betapa eksotisnya candi Ta Phrom yang menjadi latar pengambilan gambar game/ film Tomb Raider yang diperankan oleh Angelina Jolie?. Jika kamu hendak kedua tempat ini sebagai persiapan agar perjalananmu lebih menyenangkan catat 10 tips/panduan berguna ini ya sebagai referensi ketika menjelajah Angkor Wat di Kamboja.


1.       Pastikan tujuan kamu adalah kota Siem Riep

 Kota terdekat untuk menuju komplek Angkor  Archeological Park yaitu kota Siem Riep Apabila kamu memiliki waktu terbatas pastikan kamu mendarat di bandara Siem Riep. Namun apabila kamu mendarat di Phnom Penh  maka harus dilanjutkan perjalanan darat atau sungai selama 6-8 jam. Selain itu kota Siem Riep juga bisa diakses dari Thailand baik penerbangan internasional maupun melalui jalur darat. Apabila kamu hendak menyerbang ke Thailand dari Siem Riep bisa mempertimbangkan operator Giant Ibis yang melayani antar kota ke Kamboja dan melewewati perbatasan dari Thailand.

25 Tips & Panduan Jalan-Jalan Liburan Pertama Kali ke Cambodia/Kamboja



Refleksi keindahan Angkor Wat menjelang matahari terbit
Kalau tidak karena Lara croft  dalam game dan film hollywood yang melegenda Tomb Raider, mungkin rasanya negara Kamboja ini akan kurang dikenal dibandingkan dengan negara-negara Asean lainnya. Dalam game dan film yang diperankan Angelina Jolie tersebut terdapat sepenggal kisah di candi tua yang eksotis yang bernama Ta Prohm yang telah sukses menyihir jutaan orang untuk mengunjungi Angkor di Cambodia. Keunikan dan eksotisme candi Ta Prohm yang dijadikan sebagai latar pengambilan gambar film itu yaitu adanya pohon-pohon besar seperti pohon bayan, pohon randu dan pohon fig yang tumbuh di sekitar candi. Pohon-pohon tesebut menghadirkan kesan tua dan mistis pada candi yang berada di kompleks Angkor Wat, Siemriep Cambodia ini.
Selain terpesona dengan candi Ta Prohm dan kemegahan komplek Angkor  Archeological Park, alasan lain yang membuat negara Kamboja masuk dalam daftar negara yang patut dikunjungi yaitu di ibukotanya kita bisa melihat dan mempelejari sejarah kekejaman rezim Pol Pot disaat Khmer Merah berkuasa. Alasan lainnya yaitu karena negara ini mudah diakses melalui jalur darat baik dari Vietnam maupun Thailand yang menjadi jalur favorit para wisatawan.

Asia Overland, Dibalik Eksotisme Candi Ta Prohm (Tomb Raider) di Kamboja



Candi Ta Prohm, salah satu candi yang bisa dijelajahi di komplek Angkor, Cambodia

Seorang gadis kecil tampak tertawa renyah dan berlari di antara reruntuhan batu candi, dikala itu ada seorang arkeolog wanita berambut panjang yang dikepang satu sedang menyusuri jalan yang sama. Seketika arkeolog itu mulai tersadar ada orang selain dirinya di tempat ini, ia berusaha mengejar dan menghampiri asal suara itu untuk menjawab rasa penasarannya. Arkelog itu menatap luas ke sekeliling reruntuhan candi tua untuk mencari gadis itu dan berjalan mengikutinya.
Dinding batunya yang semula hitam kini sebagian menjadi hijau karena diselumuti lumut. Pohon-pohon besar tumbuh rindang dengan untaian akar-akar besar seperti ular anaconda yang menjulur mencengkeram sebagian dasar dan dinding memberi terkesan misterius. Pohon-pohon  besar seperti pohon Bayan, pohon Randu dan pohon Fig yang tumbuh di sekitar candi menghadirkan kesan tua dan mistis pada candi ini. Secara mengejutkan tiba-tiba gadis itu hadir di belakangnya dan memberi petunjuk ke arah pepohonan yang berbunga putih yang dihinggapi banyak kupu-kupu liar berterbangan disana.

Monday, December 18, 2017

Asia Overland, Dibalik Keindahan Sunrise dan Sunset di Angkor Cambodia



Matahari terbit di Angkor Wat, Cambodia


Tuk-tuk melaju membelah jalan yang sepi, kabut tipis masih tampak mengambang di atas permukaan dan dinginnya udara pagi seakan menusuk tulang. Jalanan yang semula sepi kini mulai berubah ramai ketika kami mulai memasuki jalan besar. Berbondong-bondong kendaraan mulai dari bus besar, kendaraan pribadi, tuk-tuk, sepeda motor hingga sepeda kayuh tumpah ruah dalam jalanan di kota kecil ini. Kami dibuat terkejut dengan ramainya orang yang memiliki tujuan yang sama yaitu menikmati matahari terbit dari balik Angkor Wat!.
Setelah melalui perjalanan kurang lebih 6 kilometer dari kota Siem Riep, kami tiba di pintu masuk komplek Angkor Archeological Park. Dihadapan kami terbentang puluhan loket untuk membayar tiket masuk kawasan ini. Beberapa loket sudah dikhususkan sesuai peruntukannya di antaranya untuk pembelian tiket one day pass seharga 37 Dollar, three days pass seharga 62 Dollar dan seven days pass seharga 72 Dollar. Kami bertiga segera mengular dalam barisan untuk membeli tiket tersebut sampai akhirnya giliran kami tiba untuk membayar tiket tersebut.

Asia Overland, Senyum manis dari Siem Riep Cambodia



Anak-anak sekolah dasar yang baru pulang dari sekolahnya. Siem Riep, Cambodia

 Andai saja kami bisa berbahasa Cambodia, mungkin ada banyak cerita yang bisa kami dengar dari anak-anak di Siem Riep Cambodia ini. Dengan ramahnya mereka berusaha untuk berkomunikasi dengan kami. Namun karena kendala bahasa, senyum dan bahasa tubuhlah yang berbicara untuk mendekatkan hati kami khususnya senyuman. Karena sesungguhnya senyum adalah bahasa universal yang tak perlu diterjemah ke segala bangsa, ia dikenal, tanpa kamus, tanpa rumus. Tersenyumlah maka dunia akan menyambutmu dengan hangat, erat, bersahabat dengan rasa cinta dan bahagia dimanapun, kapanpun.
Melihat anak-anak sekolah di Siemriep Cambodia yang mengendarai sepeda ini membawaku pada ruang nostalgia masa kecil. Mengingatkan kembali tentang keberadaan sabahat dan teman-teman semasa di bangku sekolah.

Asia Overland, Menjelajah Siem Riep, kota terbesar kedua di Kamboja



Suasana kehidupan di kota Siem Riep, Cambodia

 Setelah melalui 7 jam perjalanan darat dengan bus dari kota Phnom Penh menuju Siemriep, kami tiba di terminal bus kota Siem Riep. Sebuah kota sebagai gerbang pintu masuk utama untuk menjelajah kompleks Angkor Archaeological Park, salah satu situs sejarah tertua di dunia yang masuk dalam daftar cagar warisan dunia UNESCO untuk dilestarikan. Dari balik kaca jendela bus terlihat puluhan orang berdesakan di depan pintu bus, menyambut kedatangan penumpang-penumpang yang baru sampai di kota ini.
Dengan gerak cepat mereka berebut untuk memenangkan hati penumpang bus termasuk kami agar mau naik tuk-tuk mereka. Sebagian diantaranya juga menawarkan penginapan dengan harga yang bersaing. Sedikit mundur kebelakang terdapat beberapa orang yang membawa kertas yang bertuliskan nama seseorang yang hendak dijemput. Di kota Siem Riep ini kami menginap di The King Angkor Villa yang merupakan cabang dari penginapan The King Guesthouse yang kami tumpangi selama di kota Phnom Penh. Dengan melakukan pemesanan di Phnom Penh selain mendapatkan harga spesial 15 Dollar bertiga untuk triple room ber-AC, kami juga mendapatkan jemputan gratis ke penginapan.

Asia Overland, Perjalanan dari kota Phnom Penh menuju Siem Riep



Bus umum yang membawa kami ke kota Siem Riep
Alarm di sampingku berbunyi keras memekakkan telinga, membangunkan kami bertiga dari alam mimpi. Rasa letih setelah semalam menjelajah kota Phnom penh dengan berjalan kaki menelurusi tepi sungai Mekong, monument kemerdekaan, pasar tradisional hingga ke beberapa landmark kota Phnom penh membuat tidur kami lebih nyenyak. Setelah mandi dan mengemas tas ransel, kamipun bergegas berangkat ke tempat bus yang akan membawa kami ke kota Siem Riep berada. Karena letaknya tidak jauh dari penginapan, sebenarnya kami bisa berjalan kaki. Namun berhubung kami memesan tiket bus dari resepsionis penginapan, mereka memberikan pelayanan tambahan untuk mengantar kami dengan tuk-tuk ke tempat agen bus berada.
Ketika jadwal keberangkatan hampir tiba, kami dipersilahkan untuk naik ke dalam bus. Tidak ada nomer kursi sehingga kami dapat memilih sesuai keinginan. Setelah mengamankan tempat duduk tidak lama setelah itu bus Sokha Komartep Express berwarna putih oranye bergaris hijau mulai beranjak pelan dari kota Phnom Penh dengan tujuan ke kota Siem Riep. Jalur jalan rayanya didominasi pemandangan lahan persawahan dikedua belah sisinya. Beberapa jalan masih tanah berbatu menghamburkan debu-debu yang tersingkap angin dari laju kendaraan. Untungnya pagi itu cuaca begitu terik, jika saja kondisinya sedang hujan rasanya jalanan menjadi berlumpur dan tentunya waktu perjalanan bisa menjadi lebih lama.

Asia Overland, Menikmati malam di tepi Sungai Mekong, Phnom Penh Cambodia



Suasana malam di kota Phnom Penh, tidak jauh dari pesisir Sungai Mekong

Suara musik bertempo cepat dan energik terdengar keras ketika kami bertiga melangkahkan kaki ke pesisir tepi Sungai Mekong. Walau langit diatas kota Phnom Penh sudah gelap gulita namun kehidupan di tepi sungai Mekong malah baru dimulai. Dari kejauhan banyak penduduk setempat berkumpul di pesisir sungai ini, bebaur dengan para pendatang dan wisatawan yang sedang berada di kota Phnom Penh.
Kami bertiga menghampiri area keramaian untuk bisa berbaur dengan masyarakat setempat yang suka berkumpul di area ini sesuai dengan komunitasnya.  Salah satunya sebuah komunitas modern dance yang mengajak orang-orang untuk ikut berjoget bersama, mengikuti ritme lagu yang sedang diputar. Sesekali tarian tersebut diselingi tarian tradisional bergaya Khmer yang dikombinasikan dengan gerak tari modern. Tidak sedikit wistawan asing dan pendatang yang ikut unjuk kebolehan dan ikut meramaikan suasana malam di pesisir sungai Mekong ini.

Asia Overland, Wat Phnom, Kuil tertinggi di kota Phnom Penh



Anak tangga menuju kuil Phnom di kota Phnom Penh, Kamboja

Jujur setelah selesai mengunjungi Grand Palace kami tidak tahu lagi harus pergi kemana lagi, mengingat kunjungan kami ke Phnom Penh tanpa disertai itinerary yang pasti dan tanpa tahu tempat mana saja yang direkomedasikan untuk dikunjungi di kota ini. Karena perjanjian awal tuk-tuk akan membawa kami hingga petang kamipun nurut mengikuti rekomendasi sopir tuk-tuk, mempercayakan sepenuhnya kepada beliau mau dibawa kemana kami selanjutnya sembari menunggu waktu senja.
Tuk-tuk yang kami tumpangi kembali menelusuri jalan di kota Phnom Penh yang berdebu. Pasir-pasir jalanan beterbangan ketika dihempas laju kendaraan. Pohon-pohon di tepi jalan yang terlihat meranggas karena kabarnya dalam beberapa bulan terakhir hujan tidak turun di kota ini.  Udara terasa panas dan terik membuat sekujur tubuh ini menjadi basah karena keringat.

Asia Overland, Mengagumi kemegahan Royal Palace di kota Phnom Penh

Salah satu sudut kemegahan Royal Palace di Phnom Penh

Hatiku masih terus berdebar-debar dengan hebatnya ketika kembali membayangkan penderitaan pada korban di Killing Fields dan Tuol Sleng S-21 yang disiksa dengan cara yang tidak manusiawi sebelum akhirnya dieksekusi secara perlahan dan mati dengan cara yang mengenaskan. Getaran mesin tuk-tuk yang melaju secara konstan di jalan raya kota Phnom Penh membuat tubuh ini semakin bergetar karena perasaan dan hati yang masih berantakan, bergetar hebat dan merinding ketika merenungkan kedua tempat yang baru saja kami kunjungi itu.
Untuk menghibur hati kami dan mengisi perut yang sudah mulai berontak kami meminta sopir tuk-tuk kami untuk membawa ke kedai makanan halal. Karena kami tidak tahu entah harus kemana akhirnya kamipun menurut saja kemana sopir tuk-tuk ini akan membawa kami. Lalu dibawalah kami di salah satu restoran India yang menjual sajian makanan khas Asia Tengah yang terjamin ke halalannya. Walapun aku dan Yayan tidak terlalu suka masakan India namun tidak ada pilihan lain selain menelan setiap makanan tersebut demi perut yang lapar

Ready To Explore? Let's go see and travel the world

Please do kindly subscribe to my travel blog, the place where i would share any of my travel enthusiasm there such as travel stories, travel articles and travel photos.