Friday, February 24, 2023

Dari Pengalaman 10 Bulan Proyek di Negeri Petro Dollar, ini 20 Fakta Menarik Tentang Negara Brunei Darussalam


“What's it like to live in a foreign place for long term, not just visit for a day or week as tourist? We are enjoy living like a local and explore do more than just see a tourist destination.” Saat pertama kali backpacking ke negeri ini sebagai turis yang saya hanya tahu ada masjid-masjid indah dan Kampung Ayer saja yang bisa dikunjungi. Namun setelah memiliki kesempatan tinggal lebih lama di negeri ini untuk sebuah proyek dan berbaur dengan orang lokal ternyata ada banyak hal dan aktifitas yang bisa dilakukan di negeri ini. Banyak fakta menarik yang bisa kami ambil sebagai pelajaran dan pengetahuan untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Dan pandangan terhadap sebuah kota atau sebuah negeri umumnya bisa sangat berbeda jika kita lihat dari sudut pandang turis yang hanya datang sehari dua hari dibandingkan dengan yang datang untuk berbaur dengan orang lokal dan menyelami kehidupan lebih dalam. Untuk artikel kali ini kami mau sharing edisi tentang negara Brunei Darussalam dari pengalaman kami saat tinggal selama kurang lebih 10 bulan di negeri petro dollar ini. Tentunya akan kami sharing dari sisi sebagai penduduk lokal. Semoga bermanfaat dan menginspirasi untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang negeri yang penuh kedamaian ini.
1.      Lalu lintas di Brunei Darussalam
Untuk masalah lalu lintas di ibu kota Brunei Darussalam, kota Bandar Seri Begawan sangat berbanding terbalik dengan Jakarta. Disini terbilang bebas macet, jalan kemana-mana hitungannya cuma hitungan menit. Kalau pergi ke destinasi yang lebih dari 30 menit - 1 jam sudah terbilang agak jauh. Untuk ukuran ibu kota, kotanya terbilang sepi, namun disitulah kelebihannya.


        Untuk transportasi umum di jalan raya hanya ada bus umum yang waktu beroperasinya hanya sampai magrib. Interval waktu bus nya pun kisaran 30-60 menit. Yang naik angkutan umum biasanya pendatang atau imigran karena orang lokal rata-rata punya mobil pribadi, masing-masing keluarga umumnya punya lebih dari satu mobil. Ada sih taksi tapi umumnya hanya mudah ditemukan di bandara, di jalan raya sangat jarang dan anggap saja tidak ada. Disini tidak ada transportasi online seperti Uber, Grab, Gojek juga, tapi kamu bisa mencoba transportasi online namanya Dart yang beroperasi di negeri ini, itupun jumlahnya sangat jarang. 


Kalau transportasi sungai ada perahu untuk sekedar menyebrang ke kampung-kampung yang berjarak dekat yang berada di tepi sungai atau jarak jauh untuk pergi ke distrik lain, misalnya pergi ke Temburong.




2. Wisata Religi di Brunei Darussalam
Untuk kamu yang beragama islam dan mau merasakan perjalanan spiritual rasanya Brunei Darussalam bisa masuk dalam daftar destinasi impian. Ada beberapa masjid dengan arsitektur yang cantik dan megah salah satunya masjid Ash Shaliheen ini. Kalau masjid yang ini arsitektunya bergaya timur tengah Maroko yang berakulturasi dengan budaya Melayu. Masjid lainnya yang paling populer dan menjadi salah satu landmark Brunei Darussalam yaitu Masjid Omar Ali Saifuddin yang memiliki desain arsitektur yang unik dan megah baik desain interiornya maupun eksteriornya. Masjid ini selesai dibangun pada tahun 1958 dan menjadi salah satu masjid terindah di Asia Pasifik. Ciri khas dari masjid ini yaitu di pelataran halamannya terdapat sebuah laguna atau kolam besar dan bangunan seperti perahu yang mencirikan Kampung Ayer.
Untuk masjid terbesar dan tertua di Brunei Darussalam yaitu Jame’ Asr Hassanil Bolkiah yang juga dikenal oleh penduduk setempat sebagai masjid Kiarong. Ciri khas masjid ini selain memiliki desain interior yang megah juga memiliki desain eksterior yang cantik dengan 29 golden domes nya serta 4 minaret setinggi 58 meter. Umumnya masjid ini digunakan untuk acara-acara kenegaraan dan kesultanan Brunei Darussalam.





3. Hidup Woles di Brunei Darussalam
Menjalani kehidupan disini waktu seakan melambat, karena pergi dari satu tempat ke tempat lain dengan kendaraan hanya hitungan menit. Tidak ada kemacetan yang berarti utk ukuran orang' Indonesia. Jalanan agak ramai umumnya jam pulang sekolah aja disaat para orang tua menjemput sendiri anak'nya dari sekolah. Kehidupan setelah jam kerjapun umumnya orang lokal menghabiskan waktu bersama keluarga di rumah.



Kehidupan bekerja disini pun terbilang santai, mereka terbiasa datang dan pulang ontime dan menghabiskan waktu bersama keluarga di rumah. Jadi setelah magrib suasana kota di Brunei menjadi semakin sepi, hening dan damai. Begitu juga dengan akhir pekan, penduduk setempat disini umumnya lebih memilih menghabiskan waktu di rumah, sambil nonton atau makan. Biasanya mereka keluar di akhir pekan di waktu pagi untuk olahraga seperti joging, treking ke bukit atau main ke car free day.



4. Negeri Tanpa Pengemis dan Gelandangan
Selama kami tinggal disini, honestly kami tidak pernah melihat ada pengemis, gelandangan, pengamen, pedagang asongan atau badut' teletubies dan teman'nya di pinggir jalan raya maupun perempatan lampu merah. Karena yang kami tahu dari hasil ngobrol dengan rekan' kerja satu project yang notabene adalah penduduk setempat serta berinteraksi dengan penduduk yang tinggal di perkampungan-perkampungan hidup mereka terjamin oleh kerajaan.
Salah satu golongan yang (dibilang masuk) kurang mampu disini yaitu penduduk' yang tinggal di tepi dan bantaran sungai. Itu saja sebagian besar dari mereka punya rumah lain di daratan yang telah disediakan/ditawarkan kerajaan untuk ditempati. Walaupun golongan ini tinggal di bantaran sungai di daratan mereka miminal punya 1 mobil dan rata-rata satu rumah punya 2 sampai 4 mobil. Dan sebagian dari mereka punya speed boat juga untuk transportasi di sungai atau untuk bekerja mencari ikan. .



5. Hari Jumat di Brunei Darussalam
Saat tinggal di negara ini hari Jumat adalah hari favorit kami. Saya akan menceritakan aktivitas penduduk setempat di hari jumat dimulai dari pagi hari seperti biasa orang-orang lokal akan mengantar anaknya ke sekolah, sejalan dengan pergi ke kantor. Sampai kantor di client tempat project saya bekerja memiliki jadwal rutin setiap jumat pagi diawali dengan pengajian membaca Surat Yasin, setelah itu kami sarapan bersama dengan cara 'potluck'. Di hari inilah kesempatan bagus dan salah satu cara mereka bersedekah yaitu menyediakan makanan. Kalau kalian sudah membaca point sebelumnya pasti tahu alasannya. Ya karena disini dibilang susah mau sedekah ke siapa? Mengingat mayoritas penduduk setempat memiliki kehidupan yang layak, terjamin oleh kerajaan.
Siang hari umumnya juga ada makanan gratis, ini juga hasil sedekah beberapa orang. Dan setiap hari jumat semua aktivitas diwajibkan/ harus berhenti yaitu sekitar jam 12 sampai jam 2 siang, termasuk semua toko, kantor, angkutan umum dan tempat' makan karena sholat jumat. Keadaan jalananpun kosong khususnya setelah para pria' sudah sampai di masjid untuk melaksanakan shalat jumat. Dan biasanya saya sholat jumat dekat rumah jadi setelah sholat bisa makan siang di rumah dan tidur sebentar sampai menjelang jam 2. Targetnya jam 2 dan paling lambat jam 2:15 siang sudah sampai kantor lagi mengingat waktu tempuh ke kantor yang cepat dan bebas macet.
Jam pulangnya kantor kalo kami harus mengejar jadwal terbang bisa lebih awal jam 3 sore. Bagian terbaiknya kalo di bulan puasa kerja cuma 1/2 hari. Satu lagi hati juga happy karena sudah membayangkan besoknya weekend bisa liburan jalan' menjelajah lebih jauh dan dalam negeri penuh kedamaian ini.


6. Kondisi Jalan Raya dan Pengalaman Mengemudi di Brunei Darussalam
Beriman dan beragama tidak hanya dibuktikan keyakinan hati dan kata-kata. Setiap orang yang beragama harus membuktikan dengan menunjukan perilaku yang mencerminkan keyakinan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini lah yang kami resapi selama tinggal di Brunei Darussalam. Mereka menunjukan islam yang sesungguhnya bagi kami, salah satu contoh sederhananya di jalan raya. Mengapa? Karena salah satu perilaku beragama (dalam hal ini islam karena sedang di Brunei) bisa kita lihat dari bagaimana seorang individu ketika berada di jalan raya.
Di jalan raya Brunei semua pengendara mengemudi dengan sopan. Lampu dim atau klakson yang mengintimidasi tidak pernah kami temui selama tinggal disini. Penduduk lokal disini mengemudi dengan tertib dan sabar, sangat jarang bahkan hampir tidak pernah melihat orang lokal yang berpindah-pindah jalur seenaknya tanpa lampu sen atau mendahului dengan cara yang tidak sopan. Yang ada mereka akan tetap sabar di jalur yang sama walaupun jalur-jalur di sebelahnya kosong melompong.
Pengalaman di negara sendiri ketika di persimpangan jalan walaupun sudah kasih lampu sign tapi susah banget dapat jalan, di Brunei yang ada saling berlomba-lomba berbuat kebaikan, saling ngalah dan memberi jalan. Begitu juga halnya untuk pejalan kaki, ketika ada yang hendak menyebrang pengemudi akan berhenti dan memberi prioritas jalan pada pejalanan kaki. Walaupun pejalan kaki masih jauh di seberang.
Ketika di lampu merah pengemudi semua tertib, ketika lampu berubah menjadi kuning atau merah sudah dapat dipastikan semua akan tertib dan jujur untuk berhenti. Honestly, pengalaman berkendara selama kami tinggal di Brunei sangat menyenangkan. Kami dilatih untuk tertib, sabar, jujur pada diri sendiri dan mengamalkan ajaran agama (islam) untuk mentaati peraturan dan berperilaku baik terhadap sesama orang yang kami temui di jalan.
Note to my self, Sudahkah perilaku kamu di jalan mencerminkan agama/keyakinan mu?



7. Life after sunset in Brunei Darussalam
Kehidupan di Brunei setelah senja sangat hening dan terasa begitu damai. Ketika langit mulai gelap dan adzan magrib berkumandang sebagian besar penduduk lokal sudah sampai di rumah untuk sholat berjemaah atau pergi ke masjid-masjid terdekat. Kehidupan duniawi dan surgawi terasa seimbang. Kualitas waktu bersama keluarga pun seimbang dengan waktu yang dihabiskan untuk bekerja.


8. Akhir pekan di Brunei Darussalam, Ada bukit untuk treking di tengah kota!
Saat tinggal di kota ini saya pernah mengisi waktu akhir pekan dengan treking di Taman Tasek atau di Bukit Shah Bandar  bersama teman se-project dan orang-orang lokal Brunei. Untuk Taman Tasek jalur trailnya berbentuk bukit dan lembah yang bisa dinikmati di tengah/pusat ibu kota Bandar Seri Begawan Udara, Brunei Darussalam. Sedangkan untuk Bukit Shah Bandar lokasinya agak jauh dari pusat kota karena berada di area Jerudong. Kedua tempat ini memiliki jalur treking yang menantang dengan beberapa pilihan jalur yang dapat kamu pilih sesuai kemampuan, ada jalur yang jauh ada jalur yang dekat. Keduanya memiliki kesamaan lingkungan sekitar yang hijau dengan udara yang segar serta pemandangan yang menghijau dan alami. Ini adalah salah satu tempat yang layak untuk dikunjungi apabila kamu sangat suka beraktifitas diluar ruangan, berolahraga sembari menikmati hijaunya perbukitan.




9. CFD Bandar Seri Begawan
Aktifitas lain yang tidak boleh dilewatkan di akhir pekan yaitu kamu bisa bergabung dengan keseruan penduduk setempat yang menghabiskan waktu untuk berolahraga dan bermain di Car Free Day yang ada di sekitar kawasan Taman Haji Sir Muda Omar Ali Saiffudin yang lokasinya tidak jauh dari terminal bus Bandar Seri Begawan dan Masjid Ali Omar Saiffudin. Disini kamu juga bisa menikmati beragam kuliner di sepanjang Jalan Pemancha. Ini adalah tempat yang paling menyenangkan untuk bertemu orang lokal.



10. Bulan Ramadhan dan Wisata Religi di Brunei Darussalam
Untuk merasakan kedamaian yang lebih HQQ cobalah berkunjung di bulan ramadhan. 'ADEM' BANGET. Sedikit cerita tentang pengalaman kami melewati 1 bulan ramadhan di negara ini sungguh menjadi pengalaman yang mententramkan hati dan menyenangkan. Gimana ngga menyenangkan, jam kerja disini pas bulan puasa masuk jam 8 pagi, jam istirahat siang bisa balik rumah dulu untuk 1 jam tidur siang, (kalau orang lokalnya antar jemput sekolah anak'nya, sekolah 1/2 hari). Terus jam kerjanya cuma sampai 1/2 4 sore. Jadi sebelum ashar sudah sampai rumah lagi. Itu untuk hari senin sampai kamis ya, kalau hari jumat kerjanya cuma 1/2 hari. Jadi sebelum sholat jumat sudah di rumah. Terus hari pertama bulan puasa libur, pas malam Nuzurul quran ramadhan ke 17 juga libur.
Jadi bulan ramadhan disana benar-benar bisa dimanfaatkan untuk beribadah dan waktu untuk keluarga. Kalo hidup seimbang, pikiran dan hatipun damai. Terlebih lagi jalanan disini ngga macetnya. Hitungan menit sampai. Hampir berbanding terbalik kan dengan Indonesia khususnya Jakarta?


11. Kuliner di Bulan Ramadhan
Rasanya salah satu waktu terbaik untuk mengunjungi negeri Brunei Darussalam adalah ketika di bulan ramadhan karena di beberapa tempat terdapat pasar ramadhan yang menjual beragam sajian kuliner dan makanan. Di saat inilah kamu dapat mencoba makanan terenak di Brunei Darussalam di satu tempat saja. Pengalaman kami saat Ramadhan di Brunei Darussalam tempat terbaik untuk membeli makanan buat berbuka yaitu Pasar Ramadhan di dekat Stadion Sepakbola Brunei Darussalam, Pasar Ramadhan di Lapangan seberang Royal Regalia Museum yang tidak jauh dari Terminal Bus Bandar Seri Begawan, di sepanjang jalan Pemancha Taman yang dekat dengan Lapangan Haji Sir Muda Omar Ali Saiffudin serta tentu saja di Pasar Gadong.



12. Pantai di Brunei Darussalam
    Penduduk setempat menyebutnya Pantai Serasa, dan kami menyebutnya pantai (yang) serasa milik sendiri. Karena kami datang di tengah hari hingga menjelang sore, bener' kami bertiga aja yang ada di pantai ini. Selain karena Brunei memang negara yang terbilang sepi, alasan lain umumnya penduduk setempat kalo main ke pantai itu di sore hari atau hanya saat ada hari libur/tanggal merah tertentu.
Beberapa pantai yang ada di Brunei terbilang sangat dekat dengan pusat kota diantaranya pantai Jerudong dan pantai Tungku. Menyetir sendiri mengikuti GPS dalam hitungan 20-40 menit sudah bisa sampai pantai yang alami. Dan pantai Serasa ini adalah salah satunya. Main ke pantai adalah salah satu hiburan kami saat project di Brunei, entah untuk sekedar makan siang ala piknik atau menikmati sunset.



13. Ada Kampung di atas Air terbesar di Asia
Selain wisata religi salah satu tempat yang bisa kamu kunjungi ketika liburan ke Brunei Darussalam yaitu Kampung Ayer yang terletak di Bandar Seri Begawan. Kampung ini merupakan kampung air terbesar di Asia yang juga merupakan salah satu jalur perdagangan terpenting di Borneo. Tidak kurang dari 30,000 penduduk tinggal dalam beberapa daerah di perkampungan ini. Sebagian besar kehidupannya dilakukan diatas air dengan menggunakan perahu dimana daerah ini dikelilingi sungai diantara bangunan dan jembatan kayu. Tempat ini dijuluki juga sebagai Venice Timur karena menyerupai Venice di Itali, bedanya bangunan-bangunan di perkampungan ini sebagaian besar terbuat dari kayu dan sebagian besar lainnya sudah dibuat dengan beton dan semen.
Untuk bisa mencapai tempat ini kita bisa naik perahu dari beberapa dermaga yang ada di pusat kota Bandar Seri Begawan. Untuk sekedar menyebrang dengan perahu ongkosnya yaitu 1 Dollar Brunei sekali jalan.



14. Imigran di Brunei Darussalam
Kalo berbicara tentang imigran di Brunei Darussalam, bisa dikatakan di dominasi oleh orang Filipina, Malaysia, Indonesia dan sedikit orang dari asia tengah dan timur tengah. Ada juga bule' dari negeri barat yang umumnya bekerja di bagian perminyakan, salah satunya yaitu Shell yang memang bekerja sama dengan Kerajaan.
To be fair, untuk imigran dari Indonesia karena kalah kemampuan dalam bahasa Inggris, jadinya sebagian bekerja sebagai pramuniaga di toko, kedai atau restoran, pengemudi, pertukangan, karyawan swasta di manufaktur. Namun tentu ada juga imigran profesional yang bekerja sebagai engineers di sektor formal.



15. Banyak Warung Indonesia
    Yang perlu kamu ketahui disini ada banyak warung Indonesia yang bisa ditemukan di Brunei Darussalam. Hal ini dikarenakan banyak imigran dari Indonesia serta ada juga orang Indonesia yang telah berubah warga negaranya menjadi orang Brunei setelah menikah dengan penduduk setempat. Warung Indonesia bisa kamu temukan di sekitar Terminal Bus Bandar Seri Begawan serta di Sekitar Pertokoan Kiulap

16. Ada Kuil/ Klenteng di Brunei Darussalam
    Walaupun Brunei adalah negara kerajaan yang bersyariat islam namun tepat mengakui dan memberikan ruang kepada umat agama lain yang dipeluk oleh penduduknya. Hal ini bisa kita lihat ada sebuah kuil yang bernama Teng Yun Temple atau dikenal juga dengan nama Twa Pa Kung Temple yang terletak di jalan Kianggeh, tepat di seberang pasar tradisional Tamu Kianggeh. Jika kamu mau kesini bisa diakses dengan berjalan kaki dari Terminal Bus Bandar Seri Begawan.

17. Gereja dan Suasana Natal di Brunei Darussalam
    Ketika project di Brunei Darussalam saya memiliki rekan kerja yang juga sahabat yang beragama kristiani. Beberapa kali saya di waktu akhir pekan saya mengantarnya ke gereja untuk beribadah di gereja yang lokasinya tidak jauh dari Tamu Selera. Ada 2 gereja disini yaitu Gereja Anglican St Andrew dan satu lagi gereja untuk Katolik yaitu Our Lady of Assumption yang gerejanya tepat di seberang Gereja Anglican St Andrew.
Pernah juga saya mengantar sahabat saya tersebut ke gereja untuk beribadah natal pada tanggal 25 Desember. Dia cerita kepada saya suasananya hampir sama dengan ibadah gereja pada akhir pekan, hanya saja ada ornamen natal yang membuat dekorasi di dalam gereja sedikit lebih meriah yang membawa suasana natal menjadi lebih terasa. Hal ini dikarenakan untuk di Brunei sendiri bisa dikatakan tidak ada ornamen natal atau tahun baru sama sekali di gedung-gedung maupun pusat perbelanjaan.


18. Suasana Tahun baru di Brunei Darussalam
    Di saat mengerjakan sebauh project IT di negeri ini saya pernah memiliki pengalaman untuk merasakan suasana tahun baru di Brunei Darussalam. Negeri yang menjalankan syariat islam ini di saat menjelang pergantian tahun dan pada saat malam tahun barunya tidak ada gegap gempita keramaian orang maupun perayaan kembang api yang besar. Ada sih satu dua kembang api tapi itu hanya personal saja dan bisa dikatakan jumlahnya bisa dihitung dengan jari. Penduduk setempat disini merayakannya dengan cara yang lebih berkualitas yaitu makan malam bersama di rumah dengan Barbeque, makan bersama di restoran atau warung makan bersama kemudian menjelang pergantian tahun baru pulang ke rumah untuk menikmati pergantian tahun dalam keheningan yang penuh rasa syukur dan waktu berkualitas bersama keluarga.


19. Taman Nasional Ulu Temburong di Brunei Darussalam
 Di Brunei bukan hanya ada masjid yang megah. Setelah melewati sungai yang mengalir di perbatasan 2 negara Brunei dan Malaysia dengan perahu selama 1 jam, lanjut perjalanan darat sejauh puluhan kilometer, nyambung lagi dengan perahu kecil menyusuri sungai menuju ke dalam Taman Nasional Ulu Temburong selama puluhan menit, lanjut hiking/treking ke dalam hutan sejauh beberapa kilometer, manjat tower setinggi 42 meter/21 lantai dan finally bisa sampai ke Canopy Walk tertinggi di negara Brunei ini. Perjuangan yang layak untuk bisa menikmati pemandangan hutan yang masih alami ini.
Salah satu hal yang bisa dilakukan di taman nasional Ulu Temburong Brunei Darussalam yaitu river tubing dengan ban menyusuri sungai Temburong yang masih sangat alami, bersih dan segar. Dengan pemandangan kedua sisinya masih hutan alami menambah sensasi petualangan yang luar biasa.



20. Traditional Bruneian cuisine experience.
    Pada saat kami sempat tinggal di negeri ini, kami sempat mencoba Ambuyat, makanan khas Brunei Darussalam. Kalo di Maluku dan Papua bubur sagu ini dikenal dengan nama Papeda. Paling enak memang disajikan dengan ikan dan sambal. Sebenarnya secara cita rasa masakan Brunei ini sama seperti hidangan Nusantara dan Melayu, dan kini banyak juga dijumpai akulturasi dari negeri Tiongkok, Asia Tengah dan Timur Tengah.

Untuk detail tips dan panduan traveling/ liburan ke negeri Brunei Darussalam ini kami tulis dalam artikel terpisah di blog ini ya. Semoga setiap postingan kami bermanfaat dan menginspirasi. 



Follow my instagram @travelographers , Youtube account shu travelographer 
twitter account @travelographers  and tiktok @travelographers 
and if you found the post useful or interesting please do share! :)

Apabila bermanfaat dan menginspirasi, mohon di-bookmarks dan di-share ya
Salam Pejalan.





No comments:

Post a Comment

Ready To Explore? Let's go see and travel the world

Please do kindly subscribe to my travel blog, the place where i would share any of my travel enthusiasm there such as travel stories, travel articles and travel photos.